Suku Terasing Amazon Terpantau

Suku Terasing Amazon Terpantau
Suku Terasing Amazon Terpantau
AKHIR bulan lalu, dunia sempat dikejutkan foto suku terasing Amazon. Kali pertama dipublikasikan lembaga perlindungan suku terasing Survival Internasional, disebutkan bahwa sekelompok pria dengan tubuh bercat hitam dan merah serta membawa busur itu adalah bagian dari suku terasing yang belum pernah bersentuhan dengan dunia luar. Belakangan, pemerintah Brazil mengungkap, keterangan itu palsu.

    José Carlos Meirelles, fotografer yang melahirkan kisah suku terasing tersebut, menyatakan bahwa suku Amazon yang tidak diketahui namanya itu sebenarnya selalu dipantau pemerintah Brazil. Kelompok suku yang tinggal di sepanjang perbatasan Brazil-Peru, Amerika Selatan, tersebut ditemukan kali pertama pada 1910. Bahkan, sejak ditemukan hingga sekarang, perkembangan dan aktivitas suku terasing itu selalu diawasi pemerintah Brazil.

      Namun, selama beberapa dekade, pengawasan yang dilakukan memang jarak jauh. Pemerintah sendiri juga tidak pernah mengadakan kontak langsung dengan mereka. ”Tujuan saya memublikasikan foto tersebut adalah untuk membuktikan keberadaan suku terasing itu,” papar Meirelles yang juga salah satu pejabat lembaga perlindungan suku Indian-Brazil (FUNAI) tersebut, dalam wawancara dengan National Geographic News pekan lalu.

    Sejak gambar hasil jepretan Meirelles mendunia, masyarakat internasional pun riuh memperdebatkan metode-metode terbaik untuk menyelamatkan suku terasing. Apalagi, suku Amazon yang di dalam gambar terlihat sedang mengarahkan busur panahnya ke pesawat itu juga terancam punah dilindas industri. Pasalnya, kawasan hunian mereka yang kaya sumber daya alam itu itu menjadi incaran produsen gas, minyak dan kayu.    

    ”Kendati terancam punah, populasi suku tersebut sudah menjadi dua kali lipat dalam kurun waktu 20 tahun,” lanjut Meirelles. Layaknya suku pedalaman yang lain, hidup mereka juga bergantung pada alam. Kelompok suku berambut gondrong itu bercocok tanam untuk mencukupi kebutuhan pangan mereka. Menurut Meirelles, mereka memiliki lahan yang ditanami ketela, almond, labu, kentang dan pisang. Selain itu, mereka juga berburu.

    Meskipun jumlah populasinya terus bertambah, mantan pemimpin FUNAI Sydney Possuelo mengatakan bahwa suku terasing itu tetap butuh dilindungi. Terutama, untuk mempertahakan eksistensi mereka di tengah ekspansi lahan industri dalam skala besar di Amazon. ”Karena itu, tindakan Meirelles memublikasikan keberadaan suku terasing Amazon itu memang perlu,” tandasnya. (xinhua/hep)
Berita Selanjutnya:
Ditemukan 34 Korban Selamat

AKHIR bulan lalu, dunia sempat dikejutkan foto suku terasing Amazon. Kali pertama dipublikasikan lembaga perlindungan suku terasing Survival Internasional,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News