Keluarga Korban Sukhoi Yakin Ada Mukjizat

Keluarga Korban Sukhoi Yakin Ada Mukjizat
Keluarga Korban Sukhoi Yakin Ada Mukjizat
TONDANO - Tidak ada pemandangan luar biasa di rumah panggung berukuran 7x9 meter di Kelurahan Rerewokan  Kecamatan Tondano Barat, milik  keluarga Kamagi-Rantik. Halaman yang berukuran cukup luas itu  tampak terparkir sebuah mikrolet jalur Tondano. Saat  koran  ini berkunjung sekitar pukul 14.00 Wita, keluarga sudah bersiap-siap akan menuju ke Bandara Sam Ratulangi untuk kemudian terbang ke Jakarta mencari tahu lebih jauh nasib yang dialami Steven Kamagi.

Walau  sebagian barang yang akan di bawah mulai dinaikkan di mikrolet, namun pihak keluarga tetap melayani koran ini. Memanggil masuk, Jhon Kamagi  (Ayah Steven Kamagi) korban yang turut dalam penerbangan perdana Sukhoi Jet Super 100 yang jatuh di kawasan Gunung Salak, bersama istri tercinta Evi Rantik dan Bima Kamagi (Anak dari Steven Kamagi) kemudian mengambil posisi  di kursi sofa warna hijau.

Menurut Jhon Kamagi, dirinya terakhir bertemu dengan Steven  dua minggu lalu. “Steven memang sempat datang ke rumah di Rerewokan namun hanya berselang beberapa hari saja tinggal di sini dirinya kemudian balik ke Jakarta karena perusahaan dimana dirinya bekerja (PT Bangun Suka red) memanggpilnya,” ujar Jhon.

Lanjutnya, tidak ada tanda-tanda saat Steven berkumpul dengan kami sekeluarga disini. “Terus terang saya juga bingung mengapa  Steven  berada di pesawat tersebut, padahal setahu kami, dirinya akan ke Bali. Saya cukup terkejut ketika melihat manifes penumpang dan nama Steven Kamagi ada disitu,”ujar Jhon sembari menghapus air matanya yang mulai membasahi pipi.

TONDANO - Tidak ada pemandangan luar biasa di rumah panggung berukuran 7x9 meter di Kelurahan Rerewokan  Kecamatan Tondano Barat, milik 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News