Pengamat : Kampanye Negatif Tak Dilarang

Pengamat : Kampanye Negatif Tak Dilarang
Pengamat : Kampanye Negatif Tak Dilarang
JAKARTA - Tim sukses ketiga pasangan capres-cawapres terus mendapat kritikan dari kalangan pengamat politik. Setelah sebelumnya pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit menyebut seluruh pasangan capres-cawapres salah memilih anggota tim sukses, kini giliran Rocky Gerung menyampaikan kritikan. Dosen filsafat di UI itu mengatakan, para tim sukses hanya rajin berbicara panjang lebar tanpa ada substansinya. Mereka lebih suka melakukan kampanye hitam (black campaign) daripada menyampaikan gagasan dan program para capres-cawapres.

Rocky mengatakan, kalau memang para tim sukses enggan menyampaikan gagasan dan program, lebih baik mereka menyoroti kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan lawan politiknya yang dianggap merugikan kepentingan rakyat. Hal ini tergolong kampanye negatif (negative campaign) dan itu diperbolehkan dalam dunia politik.

"Black campaign itu tidak boleh. Kalau negative campaign boleh-boleh saja. Sampaikan saja apa saja kebijakan yang pernah dikeluarkan kandidat lain yang merugikan rakyat. Toh mereka hampir semuanya pernah menduduki jabatan penting," ujar Rocky saat berbicara pada diskusi bertema 'Etika Berkampanye' di Jakarta, Sabtu (30/5).

Lebih lanjut dia menilai, selama ini hampir semua tim sukses selalu mempertontonkan kebodohan di hadapan publik. Mereka sering emosional dalam menyampaikan pendapat. "Yang terlihat bukan pertandingan ide, tapi pertandingan kemarahan. Yang ditunjukkan ke rakyat bukan kecerdasan. mereka lebih suka menampilkan lidah panjang daripada akal panjang," kritiknya tajam.

JAKARTA - Tim sukses ketiga pasangan capres-cawapres terus mendapat kritikan dari kalangan pengamat politik. Setelah sebelumnya pengamat politik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News