Harga Cabai Rawit Melambung

Harga Cabai Rawit Melambung
Harga Cabai Rawit Melambung

jpnn.com - PURWAKARTA - Harga cabai rawit merah melambung tinggi dari kisaran Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per kg. Penyebab kenaikan harga disinyalir karena kelangkaan stok.

Dikabarkan, peristiwa erupsi dan letusan Gunung Kelud, diperparah tingginya intensitas hujan hingga mengakibatkan banjir, jadi alasan cabai rawit langka dan mahal.

Letusan Gunung Kelud memang jadi faktor besar penyebab melambungnya harga cabai. Sejumlah kebun di daerah penghasil cabai rawit merah tersebut, rusak. Semisal, cabai rawit di kios pedagang sayuran dan cabai di Pasar Baru Citeko, naik dari Rp40 ribu menjadi Rp60 ribu per kg.

Per Kamis (20/3), kenaikan harga sudah terjadi dua pekan lamanya. “Sebelumnya, harga cabai rawit Rp50 per kg,” kata Maman (40), salah seorang pedagang di Pasar Baru Citeko.

Menurutnya, harga cabai rawit ini jauh lebih mahal dibandingkan jenis cabai lain. Harga cabai kriting merah Rp35 per kg dan cabai hijau Rp20 per kg. Harga cabai lain cenderung normal meski semuanya diambil dari Pasar Induk Bandung.

Pengakuan Maman, selain dampak letusan,  curah hujan yang masih tinggi di wilayah pertanian Jawa Barat mengurangi jumlah panen cabai layak jual. “Kenaikan ini tidak biasa. Cabai rawit biasanya naik pra hari-hari besar maupun akhir tahun,” jelasnya kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN), Kamis (20/3).

Sementara di Pasar Bojong yang diketaui kios milik Maman, harga cabai rawit juga naik mencapai Rp60 per kg. Kenaikan harga sudah terjadi, sama sejak dua pekan yang lalu. “Nanti juga merambat ke pasar-pasar yang lain. Pergerakan harga di pasar relatif sama. Jika dari atasnya naik, semua pasti naik. Apalagi ini karena kelangkaan,” paparnya.

Atas kejadian tersebut, Maman berharap pemerintah segera mengambil langkah solutif. Bagaimana caranya, kebutuhan dan permintaan pasar akan cabai rawit bisa terus seimbang.

PURWAKARTA - Harga cabai rawit merah melambung tinggi dari kisaran Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per kg. Penyebab kenaikan harga disinyalir karena kelangkaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News