Istri Menteri dan Petinggi Parlemen Ditangkap Karena Dagang Bayi

Istri Menteri dan Petinggi Parlemen Ditangkap Karena Dagang Bayi
Istri Menteri dan Petinggi Parlemen Ditangkap Karena Dagang Bayi

jpnn.com - KEPOLISIAN Niger berhasil membongkar jaringan perdangan bayi yang kian lama kian memperihantinkan akhir-akhir ini. Lebih dari 20 orang ditangkap karena diduga terlibat penjualan manusia itu. Bahkan dua di antara pelaku, ada istri menteri aktif dan petinggi parlemen.

Mereka adalah istri Menteri Pertanian Abdou Labo dan istri mantan perdana menteri yang kini menjabat petinggi parlemen Hama Amadou.

"Mereka yang ditangkap sebagaian besar perempuan," kata seorang simber di kepolisian Niger seperti dikutip AFP. 

Kini istri dua pejabat itu harus meringkuk di tahanan bersama tahanan yang lainnya. Terbongkarnya kasus itu berawal dari penyelidikan yang dilakukan oleh tiga kepolisian. Yakni Niger, Nigeria dan Benin. 

Diduga, bayi yang masuk ke Niger berasal dari Nigeria dan Benin. Ketiga negara itu memang saling berdekatan.  "Jaringan perdagangan manusia biasanya digunakan oleh pasangan yang tidak bisa memiliki anak," kata seorang sumber itu.

Dari tiga negara itu, Nigeria dianggap sebagai "pabrik bayi" terbesar. Dimana klinik-klinik swasta di sana banyak dimanfaatkan para perempuan muda untuk menjual bayi mereka kepada pasangan yang tidak mampu melahirkan anak.

Para ibu itu, beralasan menjual bayinya karena dia adalah korban pemerkosaan dan tidak menginginkan bayi tersebut.  "Perempuan muda yang hamil di luar nikah biasanya lebih sering menjual bayinya," kata sumber itu.

Untuk urusah harga, bayi-bayi itu dijual seharga beberapa ribu Euro. Harga anak laki-laki biasanya lebih mahal dibandingkan perempuan. Sementara itu para ibu mengantongi sekitar EUR 150 atau setara sekitar Rp 2,4 juta. (mas/jpnn)

KEPOLISIAN Niger berhasil membongkar jaringan perdangan bayi yang kian lama kian memperihantinkan akhir-akhir ini. Lebih dari 20 orang ditangkap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News