Investasi Masuk Usai Pilpres

Investasi Masuk Usai Pilpres
Investasi Masuk Usai Pilpres

jpnn.com - JAKARTA - Ketatnya persaingan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa menuju kursi RI 1 dan RI 2, sempat membuat investor dag dig dug menunggu keputusan final siapa yang akan keluar sebagai pemenang.

Ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman mengatakan, fokus para calon presiden pada pembangunan infrastruktur menjadi sentimen positif bagi investor. Pasalnya, infrastruktur selama ini selalu menjadi titik lemah ekonomi Indonesia. "Karena itu, usai Pilpres, ekonomi dan investasi akan bangkit,' ujarnya kemarin (17/7).

Menurut Helmi, visi ekonomi jangka panjang untuk 15-20 tahun ke depan menjadi hal yang wajib dimiliki oleh pemerintahan baru. Dengan pertumbuhan global yang melambat, reformasi struktural dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan perekonomian di atas 5 persen. "Karena itu, butuh penguatan sektor-sektor berorientasi ekspor sebagai sumber devisa," katanya.

Helmi menyebut, dengan sorotan dan perhatian yang diberikan oleh masyarakat internasional, Pilpres 2014 juga bisa memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengukuhkan posisinya di mata dunia yang telah dibangun oleh pemerintah saat ini, sekaligus memastikan keberlangsungan dukungan dari pihak luar untuk tetap terjalin dengan pemerintahan yang baru. "Proses Pilpres yang lancar tentu mendapat penilaian positif investor," ucapnya.

Harsya Prasetyo, Head of Sales and Marketing PT. First State Investments Indonesia, turut menyampaikan optimismenya terhadap kemampuan Presiden terpilih untuk melanjutkan perbaikan kondisi makro ekonomi Indonesia. "Karena itu, para investor yang tadinya wait and see akan mulai berinvestasi kembali," ujarnya.

Khusus untuk pasar modal, Presiden Direktur PT. BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma mengatakan, menjelang hasil resmi pemilihan Presiden pada 22 Juli oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), valuasi pasar saham saat ini sebenarnya masih berada dalam level yang wajar dan masih jauh di bawah level tahun 2008. "Secara regional, Return on Equity dari emiten Indonesia pun masih merupakan yang tertinggi," katanya.

Karena itu, lanjut Vivian, masih ada ruang bagi saham-saham di Indonesia untuk berkinerja lebih baik. Sementara, hasil Pilpres 2014 dan perbaikan kondisi makro dapat menjadi katalis positif untuk mendorong harga saham.

"Dalam kondisi seperti ini, produk investasi dengan tema infrastruktur yang memiliki strategi bottom up dapat memberikan potensi kenaikan nilai investasi dari pertumbuhan pendapatan kelas menengah dan meningkatnya belanja infrastruktur," jelasnya.

JAKARTA - Ketatnya persaingan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa menuju kursi RI 1 dan RI 2, sempat membuat investor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News