Hari Raya, Uang Palsu Marak Beredar

Hari Raya, Uang Palsu Marak Beredar
Hari Raya, Uang Palsu Marak Beredar

jpnn.com - MANADO - Jelang hari raya Idul Fitri, Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk lebih teliti lagi dalam melakukan transaksi tunai. Ditengarai, di saat-saat seperti, di mana kebutuhan uang meningkat, peredaran uang palsu (upal) pun ikut naik.

Volume upal di Sulut sendiri, setahun terakhir meningkat dengan nominal terbanyak yang ditemukan adalah pecahan Rp100 ribu.

Uang kertas merah ini, selama enam bulan, berhasil ditemukan sebanyak 258 lembar. Nilainya mencapai Rp25.800.000. Sementara untuk pecahan Rp50 ribu sebanyak 15 lembar dengan nilai Rp750.000.

Diungkapkan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut Luctor Tapiheru, upal memang marak beredar. Bahkan, di triwulan II (Q2) 2014 ini, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terjadi peningkatan. Q2 tahun 2014, jumlah upal yang ditemukan sebanyak 124 lembar.

"Terdiri dari pecahan Rp100.000 sebanyak 188 lembar dan pecahan Rp50.000 sebanyak 6 lembar. Nominalnya Rp12,1 juta," ungkap Luctor seperti dilansir Manado Post (JPNN Grup), Sabtu (19/7).

Sedangkan Q2 tahun 2013, jumlah upal yang ditemukan hanya Rp4.600.000. BI juga meminta kerjasama masyarakat untuk melaporkan penemuan upal. "Bila ada masyarakat yang menemukan, datang  dan laporkan ke BI," katanya.

Namun, upal ini tak akan mendapatkan penggantian. Untuk mengetahui palsu atau tidaknya uang kertas yang ada di masyarakat, Luctor mengingatkan 3 lapis pengenalan.

Dilihat, diraba, dan diterawang. Upal yang ditemukan tersebut, menurut Luctor akan dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan bersama pihak kepolisian dengan alat yang hanya ada di BI. (***)


MANADO - Jelang hari raya Idul Fitri, Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk lebih teliti lagi dalam melakukan transaksi tunai. Ditengarai,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News