Jumlah Kendaraan Lampaui Tahun Lalu

Jumlah Kendaraan Lampaui Tahun Lalu
Jumlah Kendaraan Lampaui Tahun Lalu

jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Perhubungan memperkirakan puncak arus mudik terjadi mulai kemarin hingga hari ini atau H-2 (26/7). Jumlah kendaraan yang melaju dari Jakarta kemarin, misalnya, sudah melebihi tahun lalu. Yakni, 247.503 kendaraan atau naik 10 persen dari jumlah kendaraan pada H-3 tahun lalu yang mencapai 225.003 unit.

Berdasar pantauan kamera CCTV Jasa Marga, sejumlah titik sudah dipadati kendaraan. Antrean kendaraan tampak mengular. Yakni, di pintu tol Cikampek, Balongandu, Simpang Jomin, Sadang, Cikopo, Jatiluhur, dan Padalarang (Jawa Barat). Sedangkan jalur Porong sampai Waru, Jawa Timur, masih lancar. ”Surabaya seperti Jembatan Bumimoro dan Jembatan Gunungsari masih lancar,” tutur Herry Rahmanto, petugas posko Jasa Marga.

Ketua Harian Posko Kemenhub Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, puncak kepadatan dimulai pada H-3. Menurut dia, itu disebabkan PNS baru libur pada Sabtu (26/7). ”Mereka akan keluar bersama saat mudik,” kata dia.

Kondisi itu berbeda dengan tahun lalu. Pada arus mudik 2013, puncak arus mudik justru pada H-6 dan H-5. Sebab, pemerintah menetapkan hari cuti bersama jauh sebelum Hari Raya Idul Fitri sehingga mendekati Lebaran arus lalu lintas justru lengang.

Dia mengatakan, hingga siang kemarin lalu lintas masih terkendali. Jalan-jalan yang biasanya macet parah masih lumayan nyaman dilalui. Berdasar data yang dihimpun, jalan-jalan seperti Jakarta–Cikampek, Cipularang, Cikampek–Cirebon, dan Cileunyi masih bisa dilewati dengan kecepatan di atas 40 km/jam. ”Namun, pasti akan bertambah signifikan mulai malam hari (tadi malam, Red) sampai H-2,” ujarnya.

Menurut Hanggoro, lalu lintas akan didominasi kendaraan pribadi. Kemudian, angkutan umum seperti bus. Sebaliknya, kendaraan roda dua akan berkurang. Kata dia, itu disebabkan beberapa hal. Misalnya, banyaknya mudik gratis yang diselenggarakan perusahaaan dan pemerintah. Selain itu, faktor ekonomi yang semakin baik membuat mereka beralih untuk menggunakan transportasi yang lebih baik seperti bus atau kereta api. Selain itu, kata dia, banyak yang sudah menyadari bahaya mudik dengan sepeda motor.

Antisipasi untuk menghadapi puncak arus mudik sudah dipersiapkan. Di antaranya, menambah jumlah petugas dinas perhubungan (dishub) dan kepolisian di titik-titik rawan macet. Selain itu, pihak kepolisian sudah memasang pemisah di jalan-jalan yang sempit dan sering macet. Di daerah pasar tumpah, kepolisian juga sudah memasang pembatas agar tidak ada orang yang menyeberang sembarangan. ”Kalau macet total, bisa menggunakan metode buka tutup jalan,” ucapnya.

Hanggoro menambahkan, sejumlah tempat masih menjadi langganan macet. Yakni, Nagreg, Gentong, Pejagan, Bumiayu, dan Comal. Untuk di Nagreg dan Gentong, penyebabnya adalah topografi pegunungan. Yakni, jalan berkelok-kelok dan sempit sehingga kendaraan tidak bisa saling mendahului. Sedangkan jalur Pejagan merupakan pertemuan antara pantura dan pintu tol serta lintasan kereta api. Jalur Bumiayu diperkirakan semakin padat karena jalan-jalan yang sempit. Ditambah lagi adanya pengalihan arus dari Jembatan Comal yang masih diperbaiki.

JAKARTA – Kementerian Perhubungan memperkirakan puncak arus mudik terjadi mulai kemarin hingga hari ini atau H-2 (26/7). Jumlah kendaraan yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News