Polisi Hindari Ketupat Lebaran

Polisi Hindari Ketupat Lebaran
Polisi Hindari Ketupat Lebaran

jpnn.com - SURABAYA – Hendra Prasetya, warga Rungkut Asri, masih ingat betul peristiwa yang terjadi pada Lebaran tahun lalu. Setelah mudik dari Banyuwangi, kegembiraan yang baru saja dirasakan langsung berganti rasa lemas. Pasalnya, rumah kosongnya dibobol maling. Bagi para pelaku pembobolan, itu diistilahkan sebagai kupatan nang omah suwung (ketupat Lebaran di rumah kosong).

Tidak tanggung-tanggung, semua perhiasan, uang, dan surat berharganya yang disimpan dalam sebuah brankas kecil raib. Menyisakan lubang-lubang bor-boran di lantai dan tembok saja. Sementara itu, semua benda berharga lainnya yang berukuran besar seperti kulkas dan home theatremasih utuh. ’’Dari luar, sepertinya tidak ada apa-apa. Hanya, gembok pagar sudah patah,’’ ceritanya. Kerugiannya mencapai sekitar Rp 100 juta.

Agar tidak ada lagi ketupat Lebaran di rumah kosong, kemarin Satreskrim Polrestabes Surabaya berpatroli di sejumlah perumahan mewah. ’’Intensitas kejadian biasanya minim di hari H, tapi kalau sekali terjadi, nilainya besar,’’ kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono.

Menurut perwira yang pernah berdinas di satgas bom tersebut, pihaknya menerjunkan empat tim yang berpatroli di Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, dan Surabaya Selatan. ’’Mereka juga berkoordinasi dengan polsek setempat. Dengan begitu, bila terjadi apa-apa, mereka bisa langsung bertindak represif,’’ ucapnya.

Sumaryono mengatakan, satu tim terdiri atas delapan personel yang bergerak mobile menggunakan sepeda motor dengan bersenjata lengkap dan rompi crime hunter. ’’Bila berpapasan dan tahu ada kejadian kriminalitas jalanan yang terjadi, masyarakat bisa segera melapor. Pasti dijamin langsung direspons,’’ ucapnya.

Sumaryono kemarin tidak hanya memberikan pernyataan di balik meja. Ditemani Kasubaghumas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti, Sumaryono ikut berkeliling. Salah satunya di Perumahan Araya Galaxy Bumi Permai. Dia turun tangan dan ikut dalam melakukan pengamanan.

Sumaryono membuat improvisasi juga. Tim patroli yang dikomandoi tidak hanya berkeliling dengan ditemani satpam, tapi juga mengecek sejumlah rumah sebagai sampling pengamanan. Misalnya, di rumah blok H-26. Tim patroli turun dan mengetuk pintu. Si empu rumah tidak ada, namun hanya ada pembantunya.

Kepada Dwi Purwati –nama pembantu rumah tangga yang keluar—, Sumaryono bertanya mengenai sistem pengamanan yang ada. Apakah Dwi Purwati menyimpan sejumlah nomor telepon penting, entah itu satpam, entah itu polsek setempat. ’’Ini sudah benar,’’ kata Sumaryono mengomentari ketika pembantunya hanya berdiri tanpa membukakan gembok. ’’Sebab, jangan pernah membuka langsung gembok untuk orang yang tak dikenal dengan keperluan tidak jelas saat rumah kosong,’’ ucap Sumaryono kemudian menunjukkan tanda pengenal polisinya ke pembantu tersebut.

SURABAYA – Hendra Prasetya, warga Rungkut Asri, masih ingat betul peristiwa yang terjadi pada Lebaran tahun lalu. Setelah mudik dari Banyuwangi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News