Ingin Bedah Mayat, Remaja Bantai Teman Sekolahnya

Ingin Bedah Mayat, Remaja Bantai Teman Sekolahnya
Ingin Bedah Mayat, Remaja Bantai Teman Sekolahnya

TOKYO  Pembunuhan Aiwa Matsuo akhir pekan lalu masih menyisakan kengerian bagi penduduk Kota Sasebo, Prefektur Nagasaki, Jepang. Kemarin (29/7) polisi mulai mengarahkan penyelidikan pada dugaan pembunuhan berencana. Itu dilakukan setelah pelaku yang masih berusia 16 tahun mengakui seluruh perbuatannya. 
   
Kepada polisi, remaja putri yang namanya dirahasiakan tersebut mengatakan bahwa dialah yang menghabisi nyawa Matsuo. Setelah membunuh korban, dia memenggal kepala teman sekolahnya tersebut. Bukan hanya itu, dia juga memotong tangan kiri korban dan membedah perutnya. "Saya ingin membedah mayat," kata pelaku yang baru lulus SMP itu.
   
Pelaku membunuh korban di apartemen yang dia huni sendirian. Polisi menduga, pembunuhan itu terjadi Sabtu malam (26/7). Dalam kesaksiannya, pelaku mengatakan bahwa dirinya dan korban adalah teman satu kelas semasa SMP. Bahkan, mereka juga berteman baik meskipun pelaku jarang masuk sekolah. Karena itulah, korban tidak curiga ketika pelaku memintanya berkunjung ke apartemen. 

Terbongkarnya pembunuhan itu berawal dari laporan orang tua korban. Mereka mendatangi kantor polisi dan mengaku kehilangan anak. Sebab, Matsuo tidak kunjung pulang setelah meninggalkan rumah Sabtu lalu. Polisi lantas mencari Matsuo. Termasuk mendatangi apartemen pelaku yang tercatat sebagai rekan korban. Di apartemen itu, polisi menemukan potongan tubuh manusia di atas kasur.
   
Temuan tersebut membuat polisi melakukan penyelidikan lebih lanjut. Mereka lantas menangkap pelaku pada Minggu (27/7). Sejak hari itu, polisi menahan pelaku untuk keperluan penyelidikan. Sementara itu, tim forensik langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di apartemen pelaku, mereka menemukan beberapa benda yang diduga kuat menjadi senjata untuk menghabisi korban.      
   
"Pelaku mengaku mencekik korban hingga tewas sebelum memenggal kepalanya," kata salah seorang polisi yang terlibat dalam penyelidikan. Di apartemen, polisi menemukan kawat yang mereka yakini sebagai senjata pelaku untuk mencekik korban. Selain itu, polisi menemukan beberapa peralatan tukang yang dijadikan senjata oleh pelaku. Di antaranya, gergaji dan palu.
   
"Saat kami temukan, jasad korban sudah tidak utuh lagi. Tangan kirinya tidak ada," ungkap polisi tersebut kepada surat kabar Yomiuri. Koran laris itu melaporkan bahwa polisi akhirnya menemukan lengan kiri korban di lokasi terpisah dalam apartemen tersebut. Kemarin beredar gambar potongan lengan di internet. Polisi masih menyelidiki apakah gambar itu berkaitan dengan pembunuhan Matsuo.
 
Investigasi awal menyebutkan, pelaku sengaja menghabisi nyawa korban di apartemennya. Kuat dugaan pembunuhan keji itu sudah dia rencanakan dengan rapi. Untuk sementara, polisi menyebut masalah pribadi sebagai motif di balik pembunuhan tersebut. Tapi, polisi juga tidak mengabaikan laporan mengenai kondisi kejiwaan pelaku yang labil, terutama setelah sang ayah menikah lagi sekitar tiga bulan lalu.

Pelaku mulai menarik diri dari pergaulan sejak kematian ibunya tahun lalu. Sebagai anak tunggal, dia lantas hanya tinggal berdua dengan sang ayah. Tapi, begitu sang ayah menikah lagi dan tinggal dengan istri barunya, pelaku menjadi penghuni tunggal apartemen orang tuanya. Dia lantas jarang masuk sekolah. Selama satu semester terakhir, dia hanya tiga kali masuk sekolah. 

"Kami masih berusaha mengungkap motif pelaku dalam aksi kejahatannya. Tapi, kami tidak menutup diri terhadap segala informasi mengenai (kejiwaan) pelaku," papar polisi. Bersamaan dengan pengakuan pelaku dan dimulainya investigasi pembunuhan berencana itu, keluarga memakamkan jasad Matsuo. Ratusan teman sekolah, guru, tetangga, dan orang tua siswa dari SMP yang sama hadir dalam pemakaman itu. (AFP/Kyodo/hep/c11/dos)

TOKYO  Pembunuhan Aiwa Matsuo akhir pekan lalu masih menyisakan kengerian bagi penduduk Kota Sasebo, Prefektur Nagasaki, Jepang. Kemarin (29/7)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News