Fenomena Jilboobs Rambah Berau

Fenomena Jilboobs Rambah Berau
Fenomena Jilboobs Rambah Berau

jpnn.com - BERAU - Berkerudung tetapi ingin selalu tampil seksi. Terciptalah kaum jilboobs alias berjilbab pamer dada (boobs). Lebih sensual daripada mereka yang tidak berjilbab.

Bercelana jins ketat dengan kaus lengan panjang yang begitu sempit di bagian dada, dua perempuan asyik melihat-lihat busana di pasar kering Pasar Sanggam Adji Dilayas.

Jilbab yang mereka kenakan hanya sampai leher. “Kesesakan” di dada pun terumbar begitu rupa. Langkah mereka di teras pasar itu menciptakan goyangan pinggul yang mengundang lirikan pria.

Jilboobs berasal dari pecahan kata jilbab dan boobs alias payudara, beberapa waktu terakhir ramai dibicarakan. Ya, gaya baru menggunakan kerudung tapi tetap menonjolkan lekukan tubuh ini, bahkan sudah diharamkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Meski banyak mengundang komentar negatif, tapi tak sedikit juga kalangan masyarakat maklum akan hal itu. Masih dalam tahap belajar, salah satu pembelaan buat gaya teranyar ini.

Terlepas dari booming-nya di daerah lain, secara tak sadar kalangan wanita di Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau – pun ada yang memilih gaya itu dalam keseharian. Entah secara sadar atau tidak. Seperti beberapa pengakuan mereka kepada media.

Indri, misalnya. Salah seorang mahasiswi perguruan tinggi di Berau itu mengaku jika jilbab yang dipadukan dengan pakaian ketat itu, sebenarnya tak sepenuhnya diinginkan.

"Bagaimana ya, kalau sehari-hari ya pakaiannya memang seperti ini. Tapi, karena diwajibkan pakai jilbab sewaktu ke kampus ya ikuti aturan saja. Kalau di rumah ya tidak berjilbab,” katanya seperti dilansir Berau Post (JPNN Grup).

BERAU - Berkerudung tetapi ingin selalu tampil seksi. Terciptalah kaum jilboobs alias berjilbab pamer dada (boobs). Lebih sensual daripada mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News