Israel Lancarkan Operasi Perlindungan Perbatasan

Israel Lancarkan Operasi Perlindungan Perbatasan
Pemuda Palestina berlari menjauhi lokasi ledakan bom yang dilancarkan Israel dari udara di Gaza, Sabtu (23/8). Foto: AFP Photo/Roberto Schmidt

jpnn.com - GAZA – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali membombardir Jalur Gaza setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Palestina dalam dialog damai tidak langsung di Kota Kairo, Mesir. Sabtu (23/8) Israel melancarkan serangan udara di perbatasan dua wilayah dan mengakibatkan enam nyawa warga Palestina melayang.

Petugas medis Gaza melaporkan, lima di antara enam korban yang tewas itu berasal dari satu keluarga. Sejak bentrokan baru pecah Selasa (19/8), 83 warga Palestina tewas di tangan IDF, sedangkan Israel baru kehilangan satu korban jiwa. Yakni, seorang bocah laki-laki yang berusia empat tahun.

Kendati demikian, kematian balita Israel itu sukses menyulut amarah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. ’’Hamas harus membayar mahal serangan ini,’’ ujar pemimpin 64 tahun tersebut yang diwakili jubirnya, Ofir Gendelman.

Bocah Israel yang identitasnya dirahasiakan itu tewas lantaran serangan mortir Hamas Jumat (22/8). Pemerintahan Netanyahu pun lantas memerintahkan militer dan Shin Bet (badan keamanan dalam negeri) bekerja sama mengenyahkan Hamas.
Melucuti senjata Hamas dan menyingkirkan organisasi radikal itu dari Palestina menjadi dua tujuan utama Israel dalam operasi militernya kali ini. Yakni, Operasi Perlindungan Perbatasan. Salah satu cara Israel untuk menggembosi Hamas adalah merusak terowongan-terowongan yang menjadi jalur transaksi utama militan dengan dunia luar. Israel yakin, tanpa terowongan ilegal tersebut, Hamas akan lemah.

’’Netanyahu menyampaikan belasungkawa yang mendalam terhadap keluarga bocah laki-laki empat tahun yang menjadi korban serangan Hamas,’’ terang Gendelman yang menyampaikan pesan Netanyahu.

Sementara itu, Mesir belum menyerah untuk mewujudkan perdamaian di Gaza. Kemarin Kairo kembali mengundang kedua pihak untuk sekali lagi berusaha mencapai solusi damai lewat jalur negosiasi. ’’Mesir akan mengundang kedua pihak untuk kembali ke meja perundingan dan membahas gencatan senjata jangka panjang,’’ ujar Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas setelah bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi.

Dalam kesempatan itu, Abbas menegaskan dukungannya terhadap usulan Mesir tentang dialog damai tidak langsung. Bagi Palestina, menurut dia, hal terpenting saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah. ’’Segera setelah gencatan senjata kembali berlaku, kedua pihak bisa duduk satu meja lagi dan membicarakan tuntutan masing-masing,’’ kata tokoh Gerakan Fatah tersebut.

Kemarin Hamas juga menyatakan dukungannya terhadap rencana Palestina untuk menjadi anggota Mahkamah Kriminal Internasional. Dengan demikian, mereka bisa menjerat IDF secara hukum atas kekerasan dan kejahatan mereka di Gaza. Tetapi, sebaliknya, Hamas pun bisa menjadi pesakitan di lembaga peradilan PBB itu jika melakukan kejahatan perang atau genosida. (AP/AFP/hep/c23/tia)


GAZA – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali membombardir Jalur Gaza setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Palestina dalam dialog damai


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News