Ritual Bakar Tongkang, Kearifan Lokal Masyarakat Tionghoa di Bumi Melayu

Ritual Bakar Tongkang, Kearifan Lokal Masyarakat Tionghoa di Bumi Melayu
Prosesi Ritual Bakar Tongkang di Bagan Siapi-api, Kabupaten Rokan Hilir. Foto: IST

jpnn.com - REPLIKA tongkang (perahu) berukuran 8x2 meter itu diarak dari klenteng Ing Hok King, sebuah rumah ibadah tertua umat Kong Hu Chu yang terdapat di tengah kota Bagan Siapi-api, Rokan Hilir, Provinsi Riau. Puluhan ribu warga tampak tumpah ruah ke jalanan. Mereka tidak hanya berasal dari penduduk tempatan, namun juga berasal dari berbagai negara di belahan dunia.

Saat telah sampai di tempat yang disediakan, di tengah lapangan di tepian laut mengarah ke Selat Melaka, ribuan manusia memejamkan mata melantunkan doa. Menunggu jawaban dari arah jatuhnya tongkang yang telah dibakar.

Replika kapal yang terbuat dari kayu dan kertas dibakar di atas tumpukan kertas doa di dalam kapal juga terdapat replika patung Dewa Ki Ong Ya. Saat kapal ludes trebakar dimakan api, puluhan ribu warga Tionghoa menantikan arah jatuhnya tiang kapal.

Mereka meyakini, jika tiang kapal jatuh kerah laut, maka mereka percaya jika rezeki pada tahun ini datang dari arah laut atau nelayan dan jika tiang jatuh ke arah daratan, maka rezeki datang dari daratan atau bertani. Tahun ini, tiang tongkang jatuh ke arah laut.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ritual bakar tongkang berlangsung meriah. Even internasional ini menarik wisatawan mancanegara dan lokal karena tradisi membakar tongkang di Bagansiapiapi adalah yang terbesar di dunia.

Kota di hilir Sungai Rokan itu sesak dengan pengunjung yang didominasi oleh etnis Tionghoa, terutama keturunan asli Bagansiapi-api yang merantau setelah produk hasil perikanan dari kota pesisir yang pernah tercatat sebagai produsen tertinggi di dunia ini mulai menurun.

Perayaan bakar tongkang biasanya digelar pada pertengahan bulan Juni atau tanggal 16 bulan kelima dalam kalender Imlek. Biasanya perayaan bakar tongkang akan mengubah wajah kota Bagansiapi-siapi menjadi serba merah-merah. Musik tradisional China mengiringi tarian barongsai dan grup opera yang sengaja diundang memeriahkan suasana. Inilah salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Tionghoa di Bumi Melayu.

 

 

REPLIKA tongkang (perahu) berukuran 8x2 meter itu diarak dari klenteng Ing Hok King, sebuah rumah ibadah tertua umat Kong Hu Chu yang terdapat di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News