Kredit Macet Tinggi, Investasi Sektor Maritim Minim

Kredit Macet Tinggi, Investasi Sektor Maritim Minim
Kredit Macet Tinggi, Investasi Sektor Maritim Minim

jpnn.com - JAKARTA - Investasi ke sektor maritim sesungguhnya masih memiliki peluang yang besar. Sayangnya, potensi tingkat kredit macet yang tinggi membuat kalangan perbankan kurang antusias menggelontorkan pembiayaannya ke sektor tersebut.

 

Direktur Utama PT Bank Mandiri (persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, posisi non performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah pada usaha maritim cukup tinggi, di atas rata-rata NPL perseroan yang berada di bawah 2 persen.

"Akhir-akhir ini agak tinggi (NPL) karena pengaruh ekonomi global. Khususnya bisnis transportasi kapal memang ada pressure sama seperti bisnis penerbangan," ungkapnya usai acara Ocean Investment Summit di Hotel Ritz Carlton, kemarin (1/10).


Karena itu, Budi mengaku, pihaknya kini lebih hati-hati dan selektif untuk membiayai proyek-proyek maritim. Beberapa proyek maritim yang sudah dibiayai antara lain pembuatan shipyard atau galangan kapal untuk kapal-kapal Departemen Pertahanan di Batam, dan pembangunan storage untuk kolektor ikan dari nelayan-nelayan di Surabaya.

"Artinya kami tetap kasih, tapi hati-hati saja. Karena bank kan manage uang masyarakat. Jadi itu harus kami taruh di sektor-sektor yang memang aman," paparnya.

Berdasarkan data Bank Mandiri hingga Juni 2014, pembiayaan perseroan di proyek infrastruktur mencapai Rp 56,128 triliun. Posisi tersebut hampir melampaui capaian akhir 2013 yang sebesar Rp 58,338 triliun. Serta meningkat signifikan dibandingkan akhir 2012 yang mencapai Rp 40,460 triliun dan 2011 sebesar Rp 34,193 triliun.

Penyaluran kredit paling besar tersedot untuk proyek transportasi senilai Rp 15,270 triliun per Juni 2014. Lalu diikuti proyek minyak dan gas sebesar Rp 14,351 triliun. Sementara proyek listrik, telekomunikasi, dan jalan masing-masing Rp 12,535 triliun, Rp 9,237 triliun, dan Rp 4,735 triliun.

JAKARTA - Investasi ke sektor maritim sesungguhnya masih memiliki peluang yang besar. Sayangnya, potensi tingkat kredit macet yang tinggi membuat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News