Pesawat Diduga Berada di Palung Laut

Pesawat Diduga Berada di Palung Laut
Pesawat Diduga Berada di Palung Laut

jpnn.com - MATARAM - Pencarian pesawat latih jenis Liberti XL2 yang jatuh di perairan Pulau Moyo, Sumbawa pada Kamis (31/10) lalu belum membuahkan hasil.

 

Tim SAR gabungan yang melakukan pencarian melalui darat, laut, dan udara belum juga menemukan bangkai pesawat milik Lombok Institute of Flight Technology (LIFT) itu.
 
Dugaan kalau pesawat dengan kode lambung PK-LLC itu nyungsep ke laut makin kuat. Hal ini setelah ditemukannya tanda-tanda tumpahan minyak di sekitar lokasi yang diidentifikasi sebagai lokasi jatuhnya pesawat.

Selain itu, ditemukan juga sebuah tabung pemadam kebakaran, penutup kaca, dan lifevest yang diduga milik pesawat dua awak tersebut.
 
Meski sudah ada beberapa petunjuk terkait posisi pesawat nahas tersebut, termasuk keterangan sejumlah warga yang mengaku melihat pesawat nyungsep ke laut, namun tim SAR gabungan masih kesulitan menemukannya. Mereka menduga bangkai pesawat tersebut tenggelam dan berada di Palung Laut (bagian laut terdalam, Red) sehingga tidak bisa terlihat.
 
Direktur Basarnas SB Supriyadi yang ditemui Radar Sumbawa (Lombok Post Group) kemarin menjelaskan, pihaknya telah menyusuri beberapa lokasi termasuk menyisir perairan sekitar Pulau Moyo. Pencarian juga diperluas hingga ke bagian utara Pulau Moyo hingga perairan Pulau Lombok.
 
Menurut Supriyadi, hasil analisa sementara, kemungkinan pesawat tersebut tenggelam hingga Palung Laut Pulau Moyo.

Berdasarkan indikasi yang terjadi di lapangan, jika arus di bawah laut keras maka pesawat terbawa hanyut dan terjebak di Palung Laut. Hal ini menyulitkan tim SAR bisa melihatnya dengan kasat mata. “Makanya perlu ada penyelaman dan deteksi sonar agar gelombang pantulan bisa diterima," katanya.
 
Dijelaskan, proses pencarian pesawat tersebut akan berlangsung selama seminggu. Pencarian masih difokuskan di sekitar perairan Pulau Moyo, terutama di titik penemuan beberapa benda yang diduga berasal dari pesawat nahas tersebut.
 
Dijelaskan Supriyadi, pencarian pada hari kedua kemarin memang lebih fokus melalui pantauan udara menggunakan helikopter. Selain itu, tim juga menerjunkan 18 orang penyelam, terdiri atas 8 orang penyelam SAR Mataram, 7 penyelam dari masyarakat, dan 3 orang penyelam dari club diving Pulau Moyo.

Penyelaman dilakukan di radius 200 meter dari bibir pantai, dengan kedalaman 20 meter. “Tim hanya menemukan beberapa serpihan pesawat. Namun setidaknya penemuan puing-puing ini menandakan ada kemajuan. Ini semakin menguatkan bahwa pesawat jatuh di sekitar Pulau Moyo,” katanya.
 
Ditambahkan, pesawat tersebut tak mungkin terapung. Pasalnya, ruang udara di dalam pesawat sendiri kosong. Untuk itu, pencarian dalam beberapa hari ke depan akan menggunakan Sonar Multi Detector untuk mendeteksi benda-benda metal di bawah laut.

“Alat ini kita pinjam dari Jakarta, mungkin besok pagi (hari ini, Red) akan dikirim. Sonar Multi Detector berfungsi untuk mendeteksi benda-benda metal di bawah laut ,” papar Supriyadi.
 
Mengenai kondisi dua awak pesawat yakni, Kapten Boon Hua dan siswa penerbangan Jati Wikranto yang belum ditemukan, Supriyadi menduga keduanya masih terjebak di dalam pesawat. Kemungkinan untuk hidup pun terbilang kecil.

“Yang jelas kita hanya bisa berharap mukjizat agar keduanya bisa ditemukan dalam keadaan selamat meski kemungkinan untuk itu kecil,” pungkasnya.
 
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB Agung Hartono pada Lombok Post kemarin mengatakan, tanda-tanda tumpahan minyak di laut itu, terus diidentifikasi, apakah berasal dari avtur pesawat atau dari sumber lain semisal kapal yang melintas.
 
“Pencarian masih terus dilakukan. Memang ada tanda-tanda tumpahan minyak yang menjadi petunjuk. Tapi belum dipastikan, apakah itu dari avtur pesawat atau dari sumber lain,” kata Agung.
 
Selain tumpahan minyak, tim pencari juga kemarin menemukan sebuah tabung alat pemadam kebakaran yang dipastikan milik pesawat latih yang belum ditemukan itu. Sebab, kode yang tertera pada tabung zat padat pemadam kebakaran berwarna merah itu sama seperti kode lambung pesawat.
 
Agung mengatakan, selain pencarian dari laut, kemarin juga diintensifkan pencarian dari udara. Dikerahkan dua helikopter yang bertolak dari Bandara Selaparang dan Bandara Internasional Lombok. Selain itu, TNI Angkatan Laut juga mengerahkan satu pesawat dari Pangkalan Armada Timur di Surabaya.
 
Sementara itu, kemarin dioperasikan pula crisis center di eks Bandara Selaparang yang akan menjadi rujukan informasi bagi keluarga korban, mengingat kapten pilot Boon Hua Lua warga negara Singapura dan siswa penerbang Jati Wikranto, masih belum ditemukan.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Wedha Magma Ardhi mengatakan, pencarian kemarin melibatkan tim yang lebih banyak. Selain tim dari Kantor SAR Mataram, dilibatkan pula Basarnas, tim dari BPBD, Lanal Mataram, Pol Air Polda NTB, Kodim Sumbawa, Lanud Rembiga, otoritas Bandara Sultan Kaharuddin Sumbawa, dan Adpel Badas. Pencarian dimulai sejak pukul 07.00 Wita.
 
Sementara itu, data yang dihimpun Lombok Post (grup JPNN) menyebutkan, tim SAR gabungan memang menemukan sejumlah benda yang diduga berasal dari pesawat tersebut. Di antaranya tabung pemadam kebakaran, penutup kaca pesawat, dan lifevest.
 
Benda-benda tersebut ditemukan di perairan antara Pulau Moyo dan Pantai Dusun Limung, Desa Pungkit, Kecamatan Moyo Utara. Awalnya, tim menemukan sebuah tabung pemadam kebakaran berwarna merah. Diduga tabung ini merupakan bagian dari pesawat latih tersebut. Karena kondisi yang tidak memungkinkan serta kurangnya peralatan, pencarian sempat dihentikan.
 
Kemarin pagi, pencarian dilakukan dengan tim yang lebih banyak. Sebuah helikopter milik Basarnas yang melakukan pencarian dari udara melihat sebuah benda berwarna perak yang mengapung di laut sekitar lokasi. Tim kemudian mendekati lokasi tersebut dan menemukan aluminium foil dan lifevest atau jaket pelampung yang diduga berasal dari pesawat tersebut.
 
Danpol AL Labuhan Pade Letda Laut Samsul Hadi mengatakan, benda tersebut ditemukan di perairan antara Pulau Moyo dan Pantai Dusun Limung. Pencarian akan terus dilakukan bersama dengan tim lainnya. Bahkan KRI Soromandi dari Armada RI Kawasan Timur juga dikerahkan untuk membantu pencarian.
 
Kapolsek Moyo Hilir AKP Abdul Sani mengatakan, tehnisi pesawat itu juga sudah turun langsung ke lapangan, untuk memastikan bahwa benda-benda itu berasal dari pesawat latih yang hilang itu. (run/kus/uki)


MATARAM - Pencarian pesawat latih jenis Liberti XL2 yang jatuh di perairan Pulau Moyo, Sumbawa pada Kamis (31/10) lalu belum membuahkan hasil.  


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News