Table Manner ala Tunanetra

Table Manner ala Tunanetra
BIAR GAUL: Anggota Komunitas Mata Hati ketika mendapat pelatihan tata cara di meja makan di Hotel Shangri-La. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Tata krama tidak hanya ditunjukkan lewat perilaku berbicara. Etika di meja makan pun penting dipelajari. Karena itu, Komunitas Mata Hati (KMH) menyelenggarakan workshop table manner bagi para penyandang tunanetra di Hotel Shangri-La Surabaya.

”Pernah, makanan di piring saya habis. Habis karena jatuh, bukan dimakan,” tutur Danny Heru, ketua KMH, yang ikut berlatih kemarin. Tak pelak, kisah itu membuat beberapa orang tersenyum.

Menurut Danny, cara makan yang ’’semrawut’’ itu memang tidak bisa dihindari. Tapi, tatkala para penyandang tunanetra tersebut berbagi meja dengan orang lain, mereka pun sebisanya menyesuaikan diri.

Tak pelak, tantangan para difabel itu adalah bisa makan nikmat dengan tetap memperhatikan ornamen, peralatan, dan aturan di meja. Nah, untuk itulah sepuluh anggota KMH berlatih. ”Kami juga ingin tingkah kami tak mengganggu yang lain,” imbuh Danny yang jago bernyanyi dan bermain gitar tersebut.

Prinsip utama dalam table manner adalah menunjukkan dan menghargai tuan rumah atau orang yang mengundang. ”Jangan lupa gunakan kata tolong serta hindari berbicara saat makan,’’ ucap Mahdum Guruh, F & B Trainer.

Tak hanya itu, para peserta diminta untuk mengukur jarak antara tubuh dan meja makan. Jarak tubuh harus selebar telapak tangan. Setelah itu, tangan diletakkan menyilang di atas meja. ”Yang penting dileg (ditelan, Red),’’ celetuk seorang anggota yang masih duduk di bangku SMA. Peserta pun tertawa.

Langkah selanjutnya, peserta diarahkan untuk duduk dari arah kanan kursi. Sambil dibantu para pendampingnya, satu per satu mereka berdiri dan mempraktikkan cara duduk di kursi makan dari arah kanan.

Setelah duduk, step selanjutnya adalah peletakan serbet yang tepat. Yakni, memegang ujung jauh pada sisi serbet atau membentuk diagonal. Kemudian letakkan di atas paha. Saat pelatihan, ada pula anggota yang susah membentuk segi tiga atau diagonal pada serbet. Dengan ringan mereka melontarkan nada-nada humor yang membuat suasana kian cair. ”Wah, ini kayak matematika. Ada sisi diagonalnya barang, haha,” celotehnya.

SURABAYA – Tata krama tidak hanya ditunjukkan lewat perilaku berbicara. Etika di meja makan pun penting dipelajari. Karena itu, Komunitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News