Riedl: Ini Murni Kesalahan Saya

Riedl: Ini Murni Kesalahan Saya
Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - HANOI - Raphael Maitimo hanya tertunduk lesu sambil berjalan keluar dari ruang ganti Stadion My Dinh. Para pemain timnas Indonesia saat itu sedang menuju bus yang membawa mereka pulang ke hotel tempat mereka tinggal.

Seluruh pemain juga menunjukkan ekspresi yang sama. Tidak seorang pun yang bersemangat untuk dimintai komentar perihal kekalahan 0-4 dari Filipina kemarin sore (25/11).
    
"Ini seperti tidak bisa dipercaya," tutur Maitimo sambil terus berjalan menunduk menuju bus. Para pemain timnas memang sangat terpukul dengan kekalahan tersebut.

Mereka tidak percaya tim yang selalu bisa mereka kalahkan di lima pertemuan terakhir pada piala AFF baru saja menghajar mereka empat gol tanpa balas.
    
"Mereka sudah bekerja keras, berusaha yang terbaik untuk Indonesia. Tapi mereka tidak bisa. Stamina tidak bisa berbohong," tutur Alfred Riedl pelatih Indonesia.
    
Pelatih asal Austria itu juga menyatakan permintaan maafnya kepada seluruh masyarakat Indonesia akan kekalahan tersebut. Dia mengatakan siap untuk bertanggung jawab penuh akan capaian timnas Indonesia di Piala AFF 2014.

"Tidak ada kritik sedikitpun untuk para pemain. Ini adalah murni kesalahan saya sebagi pelatih kepala," jelasnya
    
"Sesuai kesepakatan saya dari awal dengan federasi (PSSI), saya menerima pekerjaan ini dengan target menjadi juara Piala AFF. Dan jika memang kami tersingkir, saya memang harus meninggalkan tim ini," tambah pelatih 65 tahun itu.
    
Meski begitu, Riedl mengatakan bakal tetap akan mempersiapkan tim dengan baik jelang pertandingan terakhir melawan Laos pada Jumat lusa (28/11). Riedl kemungkinan besar bakal kembali mengubah komposisi pemain di laga terakhir tersebut.
      
"Saya harus pergi jika memang Indonesia benar-benar tersingkir, tapi saya masih memiliki satu laga lagi yang harus dimainkan bersama Indonesia. Jadi, kami tetap akan melakukan yang terbaik dengan segala kemungkinannya," jelas Riedl.
    
Kekalahan dari Filipina di Piala AFF kemarin sore, memang kekalahan pertama Indonesia dari skuad the Azkals--julukan Filipina. Sebelumnya, di lima pertemuan selama piala AFF yang digelar sejak 1996, Indonesia selalu menang.

Bahkan, timnas Garuda pernah menang dengan skor superbesar 13-1 atas Filipina pada gelaran piala AFF 2002 lalu di gelora Bung Karno Jakarta.
    
Capaian tersebut tidak lepas karena Filipina memang terus bergerak untuk membenahi tim nasional mereka. Dalam empat tahun terakhir pekembangan sepak bola Filipina menjadi sangat pesat. Pada gelaran 2010 mereka mampu lolos untuk pertama kali ke semifinal Piala AFF. Capaian positif tersebut mereka teruskan di gelaran piala AFF 2012 lalu.
    
Pada awal 2014 lalu federasi sepak bola Filipina semakin menyiapkan tim nasionalnya dengan sangat serius. Pelatih asal Amerika Serikat yakni Thomas Dennis Dooley mereka rekrut untuk melatih Philip Younghusband dkk.

Mantan asisten pelatih Jurgen Klinsmann di timnas AS itu diharapkan mampu memberikan gelar Piala AFF untuk pertama kali bagi negara yang beribu kota di Manila tersebut tahun ini.
    
"Kurang etis jika saya harus mengomentari permainan lawan. Tapi, tentu hasil ini membuat masyarakat Filipina senang, federasi senang, dan semua pemain senang. Tapi kejuaraan inl belum selesai. Kami masih harus terus berjuang," tutur Thomas Dennis Dooley, pelatih Filipina.(irr/ko)


Berita Selanjutnya:
Bermasalah, Lalu Mogok

HANOI - Raphael Maitimo hanya tertunduk lesu sambil berjalan keluar dari ruang ganti Stadion My Dinh. Para pemain timnas Indonesia saat itu sedang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News