Fahri Hamzah: Revolusi Mental itu Apa?
jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menilai, pernyataan Menteri BUMN Rini Soemarno yang membuka peluang orang asing untuk mengelola BUMN, menunjukkan dia tidak mengerti persoalan.
"Yang bilang orang Indonesia tidak jago mengurusi BUMN, itu karena dia tidak ngerti persoalan dan kurang gaul," kata Fahri Hamzah, di Gedung Nusantara III, Senayan Jakarta, Kamis (18/12).
Pernyataan Rini, kata Fahri, juga upaya membangun opini seolah-olah jika BUMN diurus anak bangsa sendiri pasti gagal sehingga asing saja yang mengurusi.
"Ini sudah abad 21. Dia itu tahu nggak, para profesional orang Indonesia itu sudah ke mana-mana, dipakai negara asing," ungkap Wakil Ketua DPR RI itu.
Fahri menegaskan, memberikan peluang orang asing memimpin BUMN, merupakan indikasi Rini mulai frustrasi. "Jadi, kalau mau lempar handuk putih jangan cepat-cepat," saran Fahri.
Bahayanya lanjut Fahri, Presiden Joko Widodo tidak berupaya mencegah upaya Rini. "Lha, terus yang dibilang revolusi mental itu apa?" tanya wakil rakyat dari Nusa Tenggara Barat itu.
Selain itu, dia juga mengkritisi pidato Presiden Jokowi di arena Musrenbang. "Sekilas saya tonton Musrenbang. Kok presiden pidatonya masih gitu sih. Hari gini dia bilang sampai kapan kita impor. Jangan ngomong dong, selesaikan dong. Jangan ngomong begitu lagi. Sekarang bukan kampanye pemilu," pungkasnya.(fas/jpnn)
JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menilai, pernyataan Menteri BUMN Rini Soemarno yang membuka peluang orang asing
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pasukan TNI Tembak 2 Anggota OPM Pimpinan Egianus Kogoya
- Diplomasi Menjual Bahasa Indonesia Mendapat Momentum Menjelang Kunjungan Paus Fransiskus
- Biaya Fantastis Restorasi Rumah Dinas Gubernur Jakarta, Disebut karena Cagar Budaya
- Pro Kontra Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI, KPMI Justru Dukung, Ini Alasannya
- Besok, Usulan Perincian Kebutuhan PNS & PPPK 2024 Ditutup
- Senator Filep Dorong Stakeholder Awasi Realisasi Proyek Pembangunan di Papua Barat