Demokrat Tak Bisa Lepas dari Sosok SBY

Demokrat Tak Bisa Lepas dari Sosok SBY
Michael Wattimena. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat Michael Wattimena menegaskan partainya tidak bisa lepas dari sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini menjadi ketua umum Demokrat. Sehingga dalam kongres ke-3 2015 mendatang, SBY harus kembali memimpin partai berlambang bintang mercy itu.

Ini dikatakan Michael menanggapi kemungkinan bakal munculnya figur ketua umum baru di kongres, di antara yang sudah menyatakan kesiapan melawan SBY adalah I Gede Pasek Suardika. 

Michael punya sederet alasan mengapa SBY harus kembali memimpin partainya, di antaranya SBY sudah berhasil membawa partai yang didirikan tahun 2001 itu menjadi partai besar hingga mengantarkan SBY menjadi presiden dua periode, 2004-2014.

"Dalam kepemimpinan beliau lima tahun, kita dari peringkat naik ke urutan 1 karena kinerja SBY membuat demokrat jadi nomor 1," kata Michael saat dihubungi di Jakarta, Jumat (19/12).

Periode 2009-2014 Demokrat dengan berbagai persoalan yang mendeskriditkan, Demokrat masih bisa masuk urutan 4 besar dengan perolehan suara sekitar 11 persen. Begitu juga pada pemilu 2014, PD masih tetap eksis.

"Itu berarti partai demokrat tak bisa melepaskan diri dari yang namanya Susilo Bambang Yyudhoyono, sehingga bagi kami demokrat mau rebound di 2019 maka tidak ada pilihan lain, SBY harus tetap menjadi ketum periode 2015-2020," tegasnya.

Ditanya mengenai potensi Demokrat terbelah seperti PPP dan Golkar dalam kongres mendatang, Michael menyatakan kemungkinannya kecil. Itu karena seluruh kader PD sudah melihat sendiri proses yang berjalan di kedua partai tersebut.

"Itu kecil sekali. Pertanyaan kritis para kader yang saya temui apakah kita mau mengalami problematika internal seperti itu, pasti mereka jawab tidak," tandasnya. (fat/jpnn)


JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat Michael Wattimena menegaskan partainya tidak bisa lepas dari sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini menjadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News