Kejayaan Golkar Mulai Runtuh

Kejayaan Golkar Mulai Runtuh
Kejayaan Golkar Mulai Runtuh. Foto INDOPOS/JPNN.com

MUNA - Era kejayaan Partai Golkar di Muna, Sulawesi Tenggara perlahan-lahan mulai habis. Cerita bahwa partai ini pernah menjadi sangat dominan di semua lini politik daerah itu kini tinggal kenangan. Untuk memperoleh posisi di Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPRD setempat, beringin rimbun bahkan sudah kehabisan kekuatan. Golkar tak punya posisi yang bagus di parlemen hingga tak satupun AKD direbut.
    
Runtuhnya hegemoni Partai Golkar di Muna mulai terasa sejak tahun 2010 silam, kala Pilkada digelar. Walau memenangkan Pemilu 2009, Golkar gagal mendudukan kadernya, Rusman Emba sebagai Bupati Muna periode 2010-2015. Golkar takluk oleh calon usungan PAN, LM Baharuddin yang kini jadi Bupati Muna. Kekuatan Golkar perlahan makin lemah saat pemilu 2014 silam, yang hanya mendudukan 6 kadernya (tersisa 4 setelah pemekaran Muna Barat). Jumlah ini berkurang 3 kursi dari Pemilu edisi sebelumnya.

Jauh sebelumnya, Golkar terasa sangat dominan di Muna. Tahun 2005, saat Pilkada digelar via DPRD, Golkar kala itu punya 16 dari 30 kursi. Calon beringin, Ridwan Bae tampil sebagai pemenang. Saat Pemilu 2004 digelar, Golkar lagi-lagi menang, dengan mendudukan 14 kadernya, dan dilanjutkan dengan kemenangan Ridwan Bae sebagai Bupati periode kedua. Posisi di AKD juga banyak mereka sabet, termasuk tentu saja posisi Ketua DPRD.

Tapi kini, semua tinggal cerita. Dalam pertarungan AKD, wakil partai berlambang pohon beringin tersebut tak mendapatkan satupun posisi pimpinan. PAN, sebagai pemenang Pemilu dan penguasa di Muna, sukses mendudukan dua wakilnya di unsur pimpinan komisi, yakni Ketua Komisi I, Sanusi dan Ketua Komisi III Awaluddin. Sementara Ketua Komisi II direbut oleh La Samuri, dari PBB, yang hanya punya dua kursi di DPRD.
    
Demikian juga untuk AKD lainnya. Badan Kehormatan (BK) justru jatuh ke tangan H Djaidin Kamil dari PKS, yang jumlah kursinya di DPRD masih kalah oleh Golkar, yakni tiga kursi. Untuk posisi selevel sekretaris komisi sekalipun, Golkar tetap saja gagal. Di Komisi I misalnya, sekretaris justru jadi mulik Ali Basa dari PPP.

Di Komisi II, sekretarisnya jatuh ke tangan Sukri dari Demokrat. Untungnya, masih ada La Usa yang menyelamatkan wajah Golkar karena diberi jabatan Wakil Ketua. Di Komisi III, Wakil Ketuanya adalah  Awal Jaya Bolombo dari  Demokrat dan Sekertaris Darmin (Gerindra).

Kata Awal Jaya Bolombo, Wakil ketua Komisi III, AKD di DPRD Muna memang agak telat dibahas dan dibentuk. Pasalanya, ada tarik ulur terkait dengan jumlah anggota fraksi yang didistribusi di Badan Anggaran dan Banmus. "Di Banggar, jumlah anggotanya lebih banyak dibandingkan dengan Banmus. Sehingga beberakali pertemuan, barulah didapatkan jumlah yang seimbang antara anggota Banggar dan Banmus," kata Awal seperti yang dilansir Kendari Pos (Grup JPNN.com), Jumat (23/1).

Selanjutnya, kata Ketua Fraksi Demokrat itu, AKD yang sudah terbentuk akan menggelar rapat kerja. Membahas apa saja yang akan dilakukan dalam periode satu tahun kedepan. Dengan terbentuknya AKD, kinerja Dewan kini akan lebih efektif. Karena masing-masing komisi sudah jelas tugas dan mitra kerjanya.
    
Sementara itu, Nurhayat Fariki, juru bicara Golkar mengatakan, Golkar tidak mendapat kuota pimpinan di Alat Kelengkapan Dewan (AKD) bukan kali ini saja. Namun sudah pernah terjadi di masa-masa sebelumnya. Tidak mendapat bagiannya Golkar di pimpinan AKD, bukan berarti menggambarkan lemahnya komunikasi atau turunnya kualitas kader Golkar di Dewan. Di AKD itu, kata dia, semua anggota posisinya sama. Dalam pengambilan keputusan pun kolektiaf kolegial. Ibarat sekolah, pimpinan AKD itu guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah.
    
"Pimpinan AKD ini bukan jabatan lima tahun. Namun setiap tahunya ada rotasi. Tahun ini tidak dapat, tahun depan mungkin kader Golkar bisa menduduki pimpinan AKD. Ini bukan menggambarkan lemahnya kader Golkar,"tukasnya. Dia yakin, meski tidak menduduki kursi pimpinan AKD, kader Golkar dapat menunjukan kualitasnya. "Siapapun dia, kalau bisa menunjukan kualitasnya. Pasti mendapat nilai lebih di dewan,"ujarnya.(awn)


MUNA - Era kejayaan Partai Golkar di Muna, Sulawesi Tenggara perlahan-lahan mulai habis. Cerita bahwa partai ini pernah menjadi sangat dominan di


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News