‎Tak Punya Juru Bicara jadi Blunder Fatal Pak Jokowi

‎Tak Punya Juru Bicara jadi Blunder Fatal Pak Jokowi
Presiden Joko Widodo. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi akan lebih repot mengendalikan pemerintahannya. Tidak adanya Juru Bicara, menjadi salah satu penyebab banyaknya blunder komentar dari jajaran yang membuat Jokowi sering disudutkan.

Direktur Eksekutif POINT Indonesia, Karel Susetyo menyatakan, tidak adanya ‎jubir kepresiden menyebabkan menteri Kabinet Kerja bisa berkomentar seenaknya. Ketiadaan jubir akhirnya berujung pada kasus komentar negatif yang disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Tedjo Edhy Purdijatno.

"Kasus komentar negatif Menkopolhukam bisa berulang kembali di masa mendatang, karena tidak ada manajemen komunikasi publik yang apik dan tertata dalam Kabinet Kerja Jokowi," kata Karel dalam pesan singkat, Minggu (25/1).

Karel menjelaskan hilangnya jabatan jubir kepresiden di era Jokowi jelas sebuah kesalahan fatal. "Sehingga, setiap menteri bisa mengeluarkan komentar seenaknya sendiri, tanpa melakukan pertimbangan apapun atas kepentingan kabinet," ujarnya.

Langkah Jokowi, sambung Karel, tidak seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mampu mengoptimalkan peran jubir presiden di masa jabatannya.‎ Jubir, kata dia, memiliki peran penting dalam membangun publik yang positif terutama dalam menghadapi krisis komunikasi yang dihadapi oleh pemerintah.

"Jokowi justru cenderung membiarkan para menterinya berperang opini di media. Kalau terus dibiarkan seperti ini, maka semakin cepat Jokowi mengalami kesulitan dalam mengendalikan pemerintahannya sendiri," tandas Karel. (gil/jpnn)


JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi akan lebih repot mengendalikan pemerintahannya. Tidak adanya Juru Bicara, menjadi salah satu penyebab


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News