Duh! Gara-gara Obat Tertukar, Dua Nyawa Melayang

Duh! Gara-gara Obat Tertukar, Dua Nyawa Melayang
Duh! Gara-gara Obat Tertukar, Dua Nyawa Melayang

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI harus bergerak cepat. Sebab, obat injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy untuk keperluan anestesi atau pembiusan yang sudah beredar luas diduga tercampur atau tertukar dengan asam Tranexamic, bahan pembuat obat injeksi merek Kalnex, yang digunakan untuk membantu menghentikan pendarahan.

Tertukarnya bahan obat itu diduga akibat kesalahan proses produksi di pabrik milik PT Kalbe Farma Tbk. Dampak kecerobohan tersebut sangat fatal. Sampai tadi malam (16/2) Kemenkes sudah menerima laporan dua orang pasien (laki-laki dan perempuan) menjadi korban di Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci Tangerang Kamis pekan lalu (12/2). Dua pasien itu tewas setelah disuntik Buvanest Spinal 0,5% Heavy sehari sebelumnya (11/2). Dikhawatirkan, jika tidak segera ditarik dan dihentikan penggunaannya, korban akan terus berjatuhan.

Saat dikonfirmasi kemarin, RS Siloam Karawaci Tangerang membenarkan adanya kejadian kematian dua pasien setelah disuntik Buvanest tersebut. Direktur Medis RS Siloam Karawaci dr Jeffry Oeswadi mengatakan bahwa insiden itu benar-benar terjadi di luar kemampuan pihaknya.

"Kami sudah melakukan sesuai dengan prosedur yang ada terhadap pasien," katanya. Ditanya lebih lanjut, Jeffry enggan berbagi data mengenai nama pasien beserta alamatnya.

Jawa Pos (induk JPNN) mendapat keterangan lebih lengkap tentang kronologi insiden yang terjadi pada Rabu lalu dari staf medis RS Siloam Karawaci dr Mangantar Marpau. "Kami memberi obat Buvanest kepada dua pasien berbeda itu, yaitu pasien urologi dan pasien melahirkan," ungkapnya.

Menurut Mangantar, dua pasien tersebut mendapat perawatan mulai pukul 15.00 sampai 18.00 oleh dokter masing-masing. Setelah mendapat perawatan, muncul gejala-gejala aneh. Seperti gatal-gatal lantas kejang-kejang.

Saat itu petugas kesehatan di Siloam sempat panik. RS kemudian langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kalbe. "Begitu ada indikasi tidak benar pada pasien, hari itu juga kami langsung melapor ke pihak Kalbe. Namun sayangnya, keesokan harinya (12/2) pasien sudah meninggal," terang dia.

Menurut Mangantar, ada indikasi di dalam proses anestesi, obat Buvanest yang diberikan berisi Kalnex. Dia juga menerangkan bahwa pihak Siloam melakukan investigasi internal atas kejadian tersebut. (wan/dah/gen/c9/kim/jos/jpnn)

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI harus bergerak cepat. Sebab, obat injeksi Buvanest Spinal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News