Sempat Jualan Akik, Keluarga Bantah Terlibat ISIS

Sempat Jualan Akik, Keluarga Bantah Terlibat ISIS
Sempat Jualan Akik, Keluarga Bantah Terlibat ISIS. Foto AFP

SOLO - Pihak keluarga Warga Negara Indonesia (WNI) asal Solo yang hilang kontak di Turki sejak pekan lalu menyayangkan sikap agen perjalanan yang hingga kemarin (9/3) tidak memberikan informasi terkait hilangnya kerabat mereka. Keluarga hanya tahu peristiwa tersebut dari media.
    
"Kami mohon maaf baru kali ini memberikan klarifikasi terkait hilangnya anggota keluarga kami. Pemberitaan selama ini hanya dari pihak ketiga. Kami baru tahu anggota keluarga kami hilang dari media," ungkap Muhamad Arif  perwakilan keluarga saat jumpa pers di sekretariat Badan Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (9/3).
    
Arif membantah hilangnya enam kerabatnya berkaitan dengan gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sebab, kepergian warga Solo itu ke Turki adalah untuk berwisata dan bisnis.
    
"Saya yakin adik saya tidak terlibat (gerakan radikalisme). Saya mewakili keluarga besar Umar Salim (ayah Fauzi dan Hafid) akan memberikan klarifikasi," tandasnya.

Sekadar informasi, Arif adalah adak pertama dari Umar Salim. Sedangkan Fauzi Umar Salim, 37 adalah anak kedua, dan Hafid Umar Babher, 31, adalah anak keempat. Hafid ke Turki beserta istrinya Soraiyah Cholid, 28, serta ketiga anaknya Hamzah Hafid, 6; Utsman Hafid, 4; dan Atikah Hafid, 2,5.
    
"Saya kontak terakhir dengan Fauzi, Jumat (27/2) sekitar jam empat sore. Hanya basa-basi jangan lupa oleh-olehnya. Saya bilang nanti saja telepon lagi karena (saya) masih di jalan. Tapi setelah saya tunggu-tunggu nggak menelepon lagi. Saya telepon balik sulit tersambung," bebernya.
    
Sebelum berangkat ke Turki, lanjut Arif, selama setahun terakhir, Fauzi berjualan akik. Sedangkan Hafid, kerap mendapat order pesanan gorden dari mitra bisnisnya. Selain itu, ada pula kerabat di Timur Tengah yang memberikan tawaran bisnis herbal dan minyak zaitun.
    
Apakah Arif mengenal dua warga Solo lainnya, yakni Utsman Mustofa Mahdamy dan Sakinah Syawie M. Tafsir yang juga hilang kontak di Turki" Dia membenarkannya.

"Kalau Utsman Mahdamy dan Sakinah itu kerabat jauh. Mereka berangkat (ke Turki) dari Surabaya," jelas Arif.
    
Pihak keluarga sangat menyayangkan kinerja agen perjalanan yang memberangkatkan kedelapan warga Solo tersebut ke Turki. Karena, hingga kemarin, tidak ada pemberitahuan dari agen perjalanan kepada keluarga terkait nasib adik dan keluarga Arif lainnya.
    
Apa nama travel yang memberangkatkan keluarganya? Arif tak mengetahui secara detail. Sebab dia hanya tahu keluarganya berangkat dan dinyatakan hilang kontak di Turki dari media. Selain itu, selama ini Arif dan Fauzi, serta Hafid tidak tinggal satu rumah. Fauzi diketahui tinggal di Perumahan Grha Safira Mojolaban, dan Hafid di kawasan Cemani, Grogol, Sukoharjo.
    
"Sebelum berangkat ke Turki, Hafid hanya menitipkan kunci rumah. Saya yakin dia akan pulang," harapnya. Lebih lanjut diterangkan Arif, sebelum peristiwa ini, ada tawaran pekerjaan dari kerabat yang tinggal di kawasan Timur Tengah. Namun, orang tua melarang Hafid dan Fauzi pergi ke luar negeri. Karena sang ibu trauma dengan kematian putrinya akibat mengalami kecelakaan di Lampung.
    
Arif dan keluarga besarnya berharap, pemerintah secepatnya membantu pencarian anggota keluarganya dan mendalami keberadaan agen perjalanan yang berkantor di Jakarta tersebut.
    
Pengurus BKBH UMS Budi Kuswanto menambahkan, pihaknya siap memfasilitasi pihak keluarga dan media untuk memberikan klarifikasi secara mendetail. Sebab selama ini tak sedikit pemberitaan yang mengaitkan peristiwa itu dengan gerakan radikal. "Ini membuat keluarga bersedih," pungkas Budi. (kwl/wa)


SOLO - Pihak keluarga Warga Negara Indonesia (WNI) asal Solo yang hilang kontak di Turki sejak pekan lalu menyayangkan sikap agen perjalanan yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News