Sebelum Roboh, Hanggar Bandara Sultan Hanasuddin Sudah Bermasalah

Sebelum Roboh, Hanggar Bandara Sultan Hanasuddin Sudah Bermasalah
Hanggar kalibrasi Bandara Hasanuddin yang ambruk beberapa waktu lalu. FOTO: dok/jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Satu persatu masalah yang terjadi pada proyek hanggar kalibrasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, yang roboh dan menewaskan perkerja 9 Maret lalu mulai terungkap saat Komisi V DPR melakukan kunjungan spesifik ke lokasi kejadian.

Anggota Komisi V DPR Nizar Zahro, saat dihubungi Sabtu (14/3), mengatakan bahwa sebelum roboh sudah terjadi masalah dalam pekerjaan proyek senilai Rp 46,24 miliar dari APBN 2014 tersebut. Yakni adanya wanprestasi oleh kontraktor.

"Hanggar Roboh setelah pemutusan kontrak 18 Februari. Hasil investigasi kami diketahui kontrak diputus karena sudah melebihi kontrak yang diperpanjang 50 hari," kata Nizar, yang masih berada di Makassar.

Dalam proses pekerjaan masa adendum tersebut, dua kontraktor pelaksana yakni PT Lince Roumauli Raya dan PT Nur Jaya Nusantara ternyata tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab mereka.

"Saat kontrak berakhir mereka tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sehingga penyerapan baru 78,32 persen. Setelah adendum, mereka hanya bisa nambah volume pekerjaan 2 persen,” jelas Nizar, sembari menyebut kunjungan mereka untuk menginvestigasi insiden itu.

Kunjungan spesifik Komisi V DPR dilakukan 15 orang anggota dan pimpinan komisi, di antaranya Michael Wattimena (PD), Yudy Widiana Adia (PKS) dari unsur pimpinan dan anggota Nizar Zahro, Andi Iwan Aras (Gerindra), Saderestuwati, Rendy Lamajido (PDIP), Markus Nari (Golkar) Taufan Tiro (PAN), Abdul Hakim (PKS), Bahrun Daido (PD), Pegy (PKB). (fat/jpnn)


JAKARTA - Satu persatu masalah yang terjadi pada proyek hanggar kalibrasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, yang roboh dan menewaskan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News