Sepakat soal Nuklir, Rakyat Iran Berpesta, Tel Aviv Murka

Sepakat soal Nuklir, Rakyat Iran Berpesta, Tel Aviv Murka
Iran dan AS Cs Sepakat soal Nuklir, Tel Aviv Murka

TEHERAN - Iran dan enam negara besar dunia menyetujui kerangka kesepakatan bersejarah yang menyangkut program nuklir kemarin. Kesepakatan itu dianggap sebagai terobosan besar setelah perundingan selama 12 tahun selalu menemui jalan buntu (deadlock). Jika berlanjut menjadi kesepakatan tetap, stabilitas di Timur Tengah bisa diwujudkan.
 
Kesepakatan nuklir Iran dengan Amerika Serikat (AS), Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Jerman tersebut dicapai setelah delapan hari berunding sampai malam di Lausanne, Swiss. Kini negosiasi itu tinggal menunggu finalisasi yang akan disepakati paling lambat 30 Juni mendatang. 
 
Lahirnya kesepakatan itu langsung disambut dengan sorak-sorai rakyat Iran. Sebab, kesepakatan tersebut bisa membuka jalan dihapusnya sanksi internasional di negara para mullah tersebut, yang berlangsung sejak revolusi 1979. Karena sanksi itu, perekonomian di Iran jalan di tempat.
 
Ribuan penduduk Iran memenuhi jalanan Teheran setelah kesepakatan tersebut diumumkan. Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif dan tim negosiator pimpinan Abbas Araghchi yang pulang dari Lausanne dielu-elukan oleh penduduk. Teriakan "Viva Zarif, viva Araghchi!" terdengar di sepanjang jalan.  
 
Sukacita penduduk Iran tersebut bisa berubah kapan saja menjadi rasa kecewa. Sebab, meski telah dicapai kata sepakat, itu baru kerangkanya saja. Masih banyak detail yang harus diselesaikan. Para ahli nuklir Iran harus menuntaskan semua detail yang dituntut oleh enam negara Barat tersebut sebelum 30 Juni. 
 
Dalam klausul yang disepakati, Iran setuju untuk mengurangi secara bertahap program nuklirnya dengan balasan sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian negara itu dicabut. Cadangan uranium yang diperkaya Iran akan dipangkas sampai 98 persen dalam kurun 15 tahun.     
 
Selain itu, reaktor nuklir Arak yang belum rampung dijamin tidak akan memproduksi plutonium untuk senjata nuklir. Sedangkan fasilitas Fordo yang berada di sebuah pegunungan di Iran akan tetap buka, namun tidak digunakan sebagai fasilitas pengayaan, melainkan dimanfaatkan untuk riset dan pengembangan.
 
Jika semuanya telah dipenuhi dan diverifikasi oleh Badan Atom PBB, AS dan negara-negara Uni Eropa akan menghapus semua sanksi yang terkait dengan nuklir di Iran. "Kami katakan kepada mereka, kami akan menghapus sanksi jika kalian menghargai apa yang sudah kalian sepakati," ujar Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius. 
 
Berbeda dengan Fabius, Rusia menyambut positif kerangka kesepakatan yang telah disetujui itu. Moskow menyatakan bahwa kesepakatan tersebut akan membawa dampak positif bagi situasi keamanan di Timur Tengah. Hal senada diungkapkan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Dia menegaskan bahwa hal itu akan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di daerah sekitar Iran.  
 
Seperti sudah takdir, apa saja yang membuat rakyat Iran senang selalu membikin Israel berang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa itu adalah kesalahan sejarah. Dia bersikukuh bahwa program nuklir Iran akan digunakan untuk membuat senjata atom. 

Netanyahu langsung mengumpulkan pucuk pimpinan keamanan di negaranya untuk membahas langkah-langkah yang akan mereka ambil terkait dengan kesepakatan yang telah dicapai oleh Iran dan negara-negara Barat. 

"Ini adalah kesepakatan yang buruk. Program nuklir Iran tidak hanya mengancam negara kami, tapi juga perdamaian dan keamanan dunia," ujar Juru Bicara Pemerintah Israel Mark Regev tadi malam. (AFP/Reuters/sha/c11/kim/jpnn)


TEHERAN - Iran dan enam negara besar dunia menyetujui kerangka kesepakatan bersejarah yang menyangkut program nuklir kemarin. Kesepakatan itu dianggap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News