Genjot Edukasi agar Tak Seumur Hidup Jadi TKI

Genjot Edukasi agar Tak Seumur Hidup Jadi TKI
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid (nomor dua dari kiri) saat membuka edukasi bagi para TKI di Jepang, Minggu (24/5). Kegiatan yang terselenggara melalui kerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank BNI itu digelar di Sekolah Republik Indonesia di Tokyo. Foto: BNP2TKI for JPNN

jpnn.com - JAKARTA — Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus berupaya mengedukasi para pekerja migran asal tanah air di mancanegara agar melek soal keuangan dan kewirausahaan. Kali ini, badan nasional yang dipimpin Nusron Wahid itu menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank BNI cabang Tokyo untuk mengedukasi sekitar 200 TKI di Jepang.

Kegiatan edukasi bagi para TKI di Jepang itu digelar di Sekolah Republik Indonesia di  Tokyo, Minggu (24/5). Nusron yang berkesempatan membuka kegiatan edukasi itu menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan OJK dan BNI. "Saya terima kasih ke OJK yang komit melakukan literacy keuangan kepada mereka yang belum beruntung, salah satunya TKI,” ujarnya dalam siaran pers BNP2TKI ke JPNN.

Mantan ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU OJK di DPR itu menambahkan, edukasi itu menjadi penting karena banyak TKI yang sudah terlanjur menanggung utang sebelum berangkat ke luar negeri. Ironisnya, saat para TKI itu pulang kampung, tabungan pun terkuras hingga menjual tanah hasil keringat mereka karena ketidakmampuan dalam mengelola keuangan. “Jadi ini pentingnya harus diedukasi," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, para TKI di Jepang mendapat edukasi tentang pengenalan lembaga keuangan, perbankan dan pasar modal. Mereka juga diberi pemahaman tentang produk lembaga keuangan seperti asuransi dan pembiayaan. Sedangkan untuk kewirausahaan, para TKI mendapat edukasi tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan.

Nusron menjelaskan, saat ini terdapat 30 ribu warga negara Indonesia (WNI) di Jepang. Dari jumlah itu, 14 ribu di antaranya bekerja di Jepang berdasarkan mekanisme kerja sama antar-pemerintah atau government to government (G to G). Mereka bekerja di sektor manufaktur, konstruksi, pertanian,  jasa, pertanian, hingga perawat dan pengasuh.

Sedangkan gaji para TKI di Jepang di kisaran Jepang Yen (JPY) 120 ribu hingga JPY 250 ribu, “Ya setara Rp 15 juta sampai Rp 30 juta  per bulan," ujar Nusron di acara yang dihadiri Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Sri Rahayu Widodo, Direktur Pelayanan Konsumen Sondang Martha Samosir, pejabat KBRI Jepang serta perwakilan BNI cabang Tokyo itu.

Hanya saja, katanya, banyak TKI di luar negeri yang justru tak bisa menabung karena terjebak pola hidup konsumtif. “Bahkan banyak yang jadi overstayer," ungkapnya.

Karenanya Nusron berharap edukasi itu bisa memberi pemahaman kepada para TKI tentang pentingnya mengelola keuangan. Dengan demikian, katanya, uang yang sudah diperoleh bisa digunakan untuk modal berwiraswasta. "Jangan sampai orang jadi TKI seumur hidup,” ucapnya.

JAKARTA — Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus berupaya mengedukasi para pekerja migran asal tanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News