16 Juta Warga Yaman Krisis Air Bersih Lantaran Perang Berlarut-larut

16 Juta Warga Yaman Krisis Air Bersih Lantaran Perang Berlarut-larut
Tim medis merawat korban yang cedera dalam pertempuran antara pemberontak Houthi dengan pejuang yang menyokong pemerintah di Taiz, bandar di barat daya Yaman, Senin (27/5).

jpnn.com - SANAA - Perwakilan Lembaga Bantuan Internasional, Oxfam mengatakan serangan udara dan pertempuran darat yang berlarut-larut menyebabkan tiga juta penduduk Yaman tidak lagi mendapatkan pasokan air bersih.

Penduduk negara tersebut semakin kesulitan mengakses air bersih, karena pasokannya terputus, menyusul serangan udara pasukan koalisi Arab Saudi terhadap kelompok pemberontak di negara tersebut baru-baru ini.

"Ini meningkatkan jumlah penduduk yang tidak mendapat pasokan air bersih dan fasilitas MCK menjadi 16 juta orang. Jumlah itu setara dengan jumlah penduduk Berlin, London, Paris dan Roma," katanya Petinggi Oxfam di Yaman Grace Ommer dalam sebuah pernyataan seperti dilansir BBC, Minggu (26/5).

Menurutnya, sebelum terjadi krisis, separuh dari penduduk negara miskin tersebut tidak mendapat pasokan air bersih.

Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap militan Houthi dan unit tentara yang setia pada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada 26 Maret lalu.

Kelompok pemberontak merebut Sanaa, ibu kota Yaman pada September tahun lalu menyebabkan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi terpaksa melarikan diri ke Riyadh.

Menurut Oxfam, serangan udara dan pertempuran yang berketerusan selama beberapa minggu menyebabkan sebahagian besar sistem pipanisasi air rusak.

"Penduduk terpaksa meminum air yang tidak sehat dan mereka berisiko mendapat penyakit yang mengancam nyawa seperti malaria, muntaber dan penyakit lainnya," kata organisasi itu kepada AFP.(ray/jpnn)


SANAA - Perwakilan Lembaga Bantuan Internasional, Oxfam mengatakan serangan udara dan pertempuran darat yang berlarut-larut menyebabkan tiga juta


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News