Setelah Evaluasi SEA Games, Menpora Siapkan Langkah Perbaikan

Setelah Evaluasi SEA Games, Menpora Siapkan Langkah Perbaikan
Imam Nahrawi. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - MENPORA Imam Nahrawi meminta agar para pemangku kepentingan olahraga terbuka dalam melakukan evaluasi SEA Games 2015. Setelah mempelajari hasil evaluasi dan menerima laporan SEA Games, Menpora akan mengambil langkah dan keputusan terbaik demi penataan olahraga Indonesia.

“Saya merasakan langsung semangat para atlet. Saya juga merasakan ketika cita-cita kandas, tidak sedikit yang menangis dan saling menyalahkan. Namun itu tidak boleh disesali. Tinggal bagaimana semua harus satu niatan untuk memperbaiki. Saya pribadi tidak mungkin menyalahkan siapa-siapa. Saya harus berani menyatakan apapun hasilnya, ini kegagalan Menpora. Namun yang paling penting, saya berharap semua pihak harus terbuka. Tidak boleh ada satupun yang ditutup-tutupi," tegas Menpora saat acara Workshop Evaluasi SEA Games ke-28 Singapura di Aula Wisma Menpora, Jakarta, Kamis (25/6).

Pada acara ini, semua pemangku kepentingan olahraga di Indonesia hadir. Di antaranya Ketua Umum KOI Rita Subowo, Ketua Umum KONI Tono Suratman, Ketua Satlak PRIMA Suwarno hingga Ketua Kontingen Indonesia Taufik Hidayat. Mereka memaparkan hasil evaluasi di SEA Games.

Menpora menyatakan bahwa pihaknya tidak segan-segan mengambil langkah perubahan demi perbaikan. "Saya sudah terlanjur dihina, dicemooh, dan dicaci-maki, maka apapun risikonya, saya minta hasil evaluasi ini seterbuka mungkin, dan saya akan cermati betul nanti hasilnya, serta saya ambil keputusan terbaik setelah itu," ujar politisi Imam ini.

Pada kesempatan ini, Ketua Satlak PRIMA Suwarno menyatakan lobi KOI untuk cabor-cabor berpotensi medali emas bagi kontingen Indonesia kurang maksimal. "Lalu, sampai dengan saat ini, proses pengadaan perlengkapan masih ada yang belum dapat. Sampai 2014, kita tidak mampu membeli alat perlengkapan ASIAN Games. Peralatan juga beberapa tidak standar," ujar dia.

Suwarno juga menyatakan dualisme beberapa cabor, seperti tenis meja, menyebabkan masalah seleksi atlet bertambah rumit. "Rekomendasi kami, dualisme KONI dan KOI harus diselesaikan, karena itu menimbulkan dualisme kepengurusan di cabor," tuturnya.

Ketua Umum KOI Rita Subowo mengakui bahwa pihaknya meminta traditional games untuk diselenggarakan di ajang SEA Games guna menyatukan negara Asean untuk event lebih tinggi. Namun, ia menegaskan bahwa yang penting dilakukan adalah memperkuat cabang olimpik dan cabang unggulan lain yang menyediakan banyak medali.Seperti akuatik, atletik, dan gimnastik.

"Negara besar seperti Indonesia perlu membuat indoor swimming aquatic, yang tujuannya tidak hanya untuk pertandingan, tapi bisa juga sebagai coaching clinic. Singapura dari akuatik mendapatkan 23 medali emas," tuturnya.

MENPORA Imam Nahrawi meminta agar para pemangku kepentingan olahraga terbuka dalam melakukan evaluasi SEA Games 2015. Setelah mempelajari hasil evaluasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News