Semen Masih Lesu, Ini Datanya

Semen Masih Lesu, Ini Datanya
Semen Masih Lesu, Ini Datanya

jpnn.com - JAKARTA - Lesunya pasar semen di dalam negeri masih menjadi indikasi masih banyak proyek infrastruktur belum terealisasi dan industri properti masih berupaya lepas dari tekanan.

Semester kedua diperkirakan rebound 3 persen meskipun secara kumulatif sepanjang tahun ini industri semen diperkirakan turun 2 persen, kemudian berbalik naik tahun depan dengan perkiraan pertumbuhan mencapai 9 persen.

Data Indonesia Cement Association mencatat konsumsi semen sepanjang bulan Mei 2015 sebanyak 4,824 juta ton atau turun 7,1 persen dibandingkan 5,194 juta ton pada Mei 2014. Secara kumulatif sepanjang Januari - Mei 2015 konsumsi semen sebanyak 23,078 juta ton atau turun 3,1 persen dibandingkan 23,817 juta ton pada periode sama tahun lalu.

Angka tersebut sedikit tertolong dengan kenaikan signifikan angka ekspor semen dari produsen dalam negeri. Pada Mei 2015 ekspor semen melesat 564,3 persen menjadi 47.833 ton dibandingkan 7.200 ton pada Mei 2014. Secara kumulatif sepanjang Januari - Mei 2015 ekspor semen meningkat 536,6 persen menjadi 204.712 ton dibandingkan 32.155 ton pada periode sama tahun 2014.

Analis PT Mandiri Sekuritas, Liliana S Bambang, menyatakan pihaknya memangkas prediksi pertumbuhan pasar semen tahun ini.

"Saat ini kami memiliki prediksi akan ada penurunan penjualan semen sebesar 2 persen pada FY 2015 (setahun penuh 2015) dari 59,9 juta Metrik ton (MT) menjadi 58,7 juta MT," ungkapnya, kemarin.
       
Meskipun demikian, kata dia, pihaknya memerediksi kondisi akan lebih baik pada semester kedua 2015 dengan pertumbuhan penjualan sebesar 3 persen. "Pada awalnya, kami memerediksi akan ada kenaikan besar pada pertumbuhan penjualan tahun ini. Namun karena ada beberapa gangguan pada sektor properti ditambah lagi dengan risiko eksekusi proyek infrastruktur, kami menilai pertumbuhan besar tersebut tidak terjadi tahun ini," terusnya.

Liliana memerkirakan pertumbuhan penjualan semen akan membaik pada tahun 2016 - 2017 menjadi 9 persen. Sejalan dengan prediksi untuk pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) yang diyakini akan lebih baik pada tahun depan.

"Kami lebih yakin potensi pertumbuhan infrastruktur pada full year 2016 karena pertama, realisasi dari proyek infrastruktur masif dari pemerintahaan Jokowi. Kedua, dampak positif dari aturan pembebasan tanah (yang akan mulai diimplementasikan pada 2015). Risiko terhadap prediksi 2016 - 2017 adalah jika target pertumbuhan GDP tidak tercapai," ulasnya.

JAKARTA - Lesunya pasar semen di dalam negeri masih menjadi indikasi masih banyak proyek infrastruktur belum terealisasi dan industri properti masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News