Pak Jokowi, Pliiss...Selamatkan Pengrajin Tahu Tempe

Pak Jokowi, Pliiss...Selamatkan Pengrajin Tahu Tempe
Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA--Masih nyamannya nilia tukar dolar AS di angka Rp 14 ribu‎, sangat dirasakan pengrajin tempe tahu. Banyak pedagang yang gulung tikar karena mahalnya bahan baku tempe tahu yaitu kedelai.

Selama ini pabrik tempe tahu menggunakan kedelai impor, selain harganya relatif di bawah harga kedelai lokal, kualitas kedelai impor juga bagus. Secara fisik, kedelai impor ukurannya besar dan berwarna putih. Berbeda dengan kedelai lokal yang ukurannya kecil dan warnanya tidak putih.

Ini diakui Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia ‎(GINSI) Rofiq Natahadibrata, bahwa jumlah impor kedelai masih sangat tinggi. Sebab, para pengrajin lebih senang menggunakan kedelai impor.

"Karena pengrajin tempe tahu sangat tinggi ketergantungannya ke impor, makanya saat dolar naik, efeknya luar biasa ke mereka. Kedelai impor harganya sangat tinggi sekarang," kata Rofiq kepada JPNN, Rabu (2/9).

‎Hanya saja, menurut Rofiq, mestinya pemerintah tidak membiarkan kondisi mulai tumbangnya usaha kecil menengah di Indonesia. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus ke UKM, salah satunya lewat subsidi.

"Mestinya pemerintah bisa menyisihkan sedikit subsidi kepada pengrajin atau pedagang tempe tahu. Kalau tidak, makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia harganya tidak akan tertahankan," sarannya.

Selain itu, lanjut importir ini, pemerintah harus‎ menggalakkan menanam kedelai secara masif.  Dengan demikian ketergantungan ke impor mulai dikurangi sedikit demi sedikit.

"Tempe tahu itu makanan utama masyarakat kita. Kan lucu, bahan bakunya malah diimpor. Meski saya ini importir, namun kalau pemerintah menggalakkan petani menanam kedelai, kami ikhlas. Ini agar ekonomi kita kuat dan tidak mudah guncang kala krisis ekonomi global," tandasnya. (esy/jpnn)

JAKARTA--Masih nyamannya nilia tukar dolar AS di angka Rp 14 ribu‎, sangat dirasakan pengrajin tempe tahu. Banyak pedagang yang gulung tikar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News