Tayangan Televisi Semakin Parah! Psikolog: Akibatnya Buat Anak Kayak Begini

Tayangan Televisi Semakin Parah! Psikolog: Akibatnya Buat Anak Kayak Begini
Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala pernah dilarang tampl di televisi oleh Komisi Penyiaran Indonesia tahun lalu.

jpnn.com - PSIKOLOG Elizabeth T. Santosa yang concern pada pendidikan dan klinis anak membenarkan langkah preventif yang dilakukan Roro dan Deasy dalam membentengi anak dari kualitas buruk tayangan televisi. 

(BACA: Laporan KhususTayangan Televisi Semakin Parah! Anak 6 Tahun: Mama, Pacaran Itu Apa?

”Kita tidak bisa mengelak dari efek televisi yang begitu besar,” ujarnya. Statistik menunjukkan, balita rata-rata menonton televisi selama 25 jam per pekan atau 3,5 jam per hari. 

(BACA: Laporan KhususTayangan Televisi Semakin Parah! Tokoh Kartun Kok Cabul?

Padahal, pola pikir anak masih terbatas. Mereka belum bisa membedakan akting dan kehidupan nyata. Bayangkan jika anak menonton program TV yang di dalamnya ada pemeran anak-anak nakal yang suka mem-bully teman lainnya. 

BACA: Tayangan Televisi Semakin Parah! Ini Curhatan Deasy Noviyanti)

”Anak bisa tergerak untuk mengadopsi identitas dan karakter negatif itu bila tidak ada pendampingan ortu yang bisa menjelaskan bahwa itu tidak baik,” papar penulis Raising Children in Digital Era tersebut.

Lizzie –sapaan akrab Elizabeth– menambahkan hasil riset American Academy of Child and Adolescent Psychiatry yang menunjukkan adanya hubungan antara televisi dan kekerasan. Menonton tayangan yang berisi kekerasan atau dialog-dialog kasar –dalam frekuensi sering (apalagi, mengikuti tiap episode)– akan memperbesar peluang anak untuk berperilaku sama. 

PSIKOLOG Elizabeth T. Santosa yang concern pada pendidikan dan klinis anak membenarkan langkah preventif yang dilakukan Roro dan Deasy dalam membentengi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News