Gereja Harus Melayani yang Terdiskriminasi

Gereja Harus Melayani yang Terdiskriminasi
Tampak pembicara saat diskusi tentang wacana dan praktik gerakan oikumene orang muda masa kini pada kegiatan Konsultasi Regional (Konreg) Pemuda dan Remaja Gereja PGI di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (23/4). FOTO: Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - KUPANG – Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), Pendeta Mery Kolimon mengatakan oikumene bukan penyeragaman. Relasi ekumenis merupakan relasi yang saling menerima, menghargai, mensyukuri dan merayakan perbedaan.

Perlu dipahami bahwa kesatuan gereja tidak sama dengan penyeragaman gereja. “Tradisi gereja yang berbeda tidak boleh ditolak, sebaliknya perlu diterima dan dihargai tanpa kehilangan sikap kritis,” tandas Pendeta Mery saat diskusi tentang wacana dan praktik gerakan oikumene orang muda masa kini pada kegiatan Konsultasi Regional (Konreg) Pemuda dan Remaja Gereja PGI di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (23/4).

Mery menambahkan keragaman dalam gereja adalah kekayaan. Dalam menata gereja, kata dia, harus dipahami bahwa gereja adalah rumah yang nyaman terhadap semua anggotanya.

“Gereja harus peka dan melayani semua, terutama mereka yang lemah dan terdiskriminasi,” tegas Pendera Mery.

Dia juga menjelaskan, bicara tentang ekumene, maka tidak hanya bicara soal gereja. Tapi gerakan ekumene harus bermula dari diri sendiri, rumah tangga, gereja, hubungan antardenominasi, hubungan antaragama, rumah bangsa dan relasi dengan sesama makhluk lainnya.

Untuk mewujudkan gerakan ekumene, salah satunya adalah menata rumah tangga. Ciptakan suasana yang damai dalam rumah tangga. Suami dan istri sebagai mitra. Dan juga istri sebagai penolong yang sepadan.

“Rumah sebagai basis untuk pendidikan nilai yaitu keadilan, perdamaian dan kesetaraan,” tandas Pdt. Mery.

Demikian juga terkait hubungan antardenominasi gereja. Menurut  Mery, harus ada kemitraan dan sharing antardenominasi gereja. Harus ada kolaborasi untuk bekerja sama menghasilkan sesuatu yang baik. Harus pula keterbukaan untuk belajar dari bekerja bersama dengan denominasi lain dan juga ada keterbukaan untuk berdialog.(JPG/sam/fri)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News