Bupati Landak Gethering Pariwisata di Bangkok

Bupati Landak Gethering Pariwisata di Bangkok
Logo Wonderful Indonesia. Foto: kemenpar.go.id

jpnn.com - LANDAK - Sambil menyelam minum air. Rupanya itulah prinsip yang dipegang Adrianus Asia Sidot, Bupati Landak, Kalimantan Barat, saat Kementerian Pariwisata menggelar Wonderful Indonesia di Siam Paragom Mal, Bangkok, Thailand. 

Dia sempat untuk gethering dengan calon investor pariwisata. Di hadapan sejumlah pejabat Thailand, pria kelahiran Sanggau, Kalimantan Barat itu mengundang investor Negeri Gajah Putih untuk menanamkan modal dibidang pariwisata khususnya ke Landak, Kalimantan Barat.

“Kami mengundang para pengusaha Thailand untuk menanamkan modal di bidang pariwisata ke Landak, Kalimantan Barat,” jelas Sidot di hadapan Yinyon Seniwong Naayudha, Director of Policy and Planning Division Departement of Culture, Sports and Tourism of The Bangkok Metropolitan Admistration, saat pembukaan  Wonderful Indonesia, di Bangkok, Thailand, Jumat (22/4).

Singtong Lapitasepun, Director General of South East Asia Department, Ministry of Foreign Affairs Thailand, ikut manggut-manggut. Begitu juga Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Bangkok, Bebeb Djundjunan. Sidot mengatakan, Landak merupakan kawasan yang patut menjadi tujuan investasi. Ada sejuta pesona yang tersimpan di sana. Hasil tambangnya sangat kaya. Ada tambang berlian, perkebunan kelapa sawit, wisata sejarah, budaya, ritual adat, panorama alam yang elok, semua ada.

“Kami punya wisata sejarah Makam Juang Mandor. Kuburan massal 21 ribu orang. Mulai dari raja hingga putra mahkota, cendikiawan hinga rakyat biasa semua dibunuh dan dimasukkan ke dalam lubang itu saat zaman
Jepang. Ini seperti museum War Rembrandt Vietnam yang menyimpan nostalgia perang Vietnam vs Amerika Serikat,” terangnya.

Wisata budayanya? Ada suku Dayak yang bermukim di sana. Sampai-sampai, orang Eropa yang menguasai Kalimantan pada masa kolonial menyebut Landak sebagai Land of Dayak. Rumah Panjang di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, masih bisa dijumpai dengan aktivitas mematung, memahat, dan menari ritual adat khas Dayak. Setiap 27 April, ada ritual Naik Dango. Ini pesta setelah panen padi.

Pesta besar orang Dayak. Setiap bulan April, ada juga Tumpang Nagari. Ini budaya Melayu. Semacam sedekah bumi kalau di Jawa. Di samping itu, ada juga Robo-Robo. Digelar setiap Rabu terakhir bulan Safar. Upacara ini memperingati kedatangan Daeng Manambon, pendiri Kerajaan Amantubillah, dari Makasar ke Mempawah--negeri sebelah Landak.

Panorama alamnya? Fantastis. Ada 20 air terjun yang bisa dinikmati di Landak. Empat di. antaranya, sudah diberdayakan pemerintah jadi
ecotourism.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News