Militer 'Bermain Api', Nyawa Sandera Dipertaruhkan
jpnn.com - MANILA – Tentara Filipina terus menggempur kawasan yang diyakini menjadi sarang Abu Sayyaf, yakni di Kepulauan Sulu.
Dilansir situs berita CBC, Juru Bicara Tentara Filipina Restituto Padill Jr, menyebut, penggempuran dilakukan agar kelompok Abu Sayyaf segera melepaskan sandera.
"Jadi, negosiasi tebusan tak akan mendapatkan hasil baik. Karena itu, kami menerapkan tekanan agar mereka terus bergerak dan lama-lama melepaskan sandera agar mereka lebih leluasa melarikan diri,’’ ungkapnya.
Pengamat Hubungan Internasional Teuku Rezasyah menilai bahwa alasan militer Filipina itu masih tak masuk akal.
Dengan melakukan tekanan, tentu saja kelompok separatisme yang diprovokasi bisa bertindak ekstrim. Hal tersebut sudah dibuktikan dengan terbunuhnya John Ridsdel.
’’Setelah kelompok John Ridsdel mendapatkan respon usai ancaman, saat ini pemerintah Malaysia juga kebingungan menghadapi tenggat waktu yang dikatakan hari ini. Jika Filipina masih bermain api, tentu kelompok separatis merespon keras,’’ ungkapnya.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada kejelasan tentang nasib empat sandera warga Malaysia yang menghadapi tenggat waktu penebusan.
Terkait keselamatan WNI, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha masih pelit bicara. Dia hanya menegaskan bahwa informasi terakhir yang diterima bahwa 14 WNI masih hidup. Namun, pihaknya belum mau mengungkapkan secara rinci lokasi terbaru mereka. (bil/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- Invasi Israel Mencapai Hari ke-200, Jumlah Korban Tewas Tembus 34 Ribu Jiwa
- 33 Ribu Pasukan NATO Siaga di Dekat Perbatasan Rusia
- WNI di Taiwan Diminta Waspadai Gempa Susulan
- Krisis Kemanusiaan di Ukraina Tak Kunjung Usai Akibat Invasi Rusia
- Gawat! Jumlah Kasus Rawat Inap Anak Terkait Vape Meroket 733%