Akhirnya Tiga Jurnalis Spanyol Dibebaskan Teroris Suriah

Akhirnya Tiga Jurnalis Spanyol Dibebaskan Teroris Suriah
Tiga jurnalis spanyol saat kembali bertemu keluarga setelah keluar dari Suriah. Foto: www.thenational.ae

jpnn.com - MADRID – Tiga jurnalis dari Spanyol Antonio Pampliega, Jose Manuel Lopez, dan Angel Sastre akhirnya bisa pulang negaranya. Kemarin, mereka bisa bertemu keluarga di rumah masing-masing.

Tadinya tiga jurnalis itu disandera Front Al Nusra selama lebih dari 10 bulan di Syria. Ketiganya kemarin diterbangkan dari Turki dan tiba di Madrid dalam kondisi sehat. Kabar kebebasan tiga jurnalis itu muncul Sabtu malam (7/5).

''Ketika saya berbicara padanya via telepon, itu sunguh luar biasa,'' ujar Maria del Mar Rodriguez Vega, ibu dari Pam­pliega, ketika menceritakan telepon dari anaknya menjelang kepulangannya ke Spanyol.

Pemerintah Spanyol tidak mau merilis waktu tepatnya kepulangan tiga jurnalis tersebut. Mereka hanya menunjukkan re­kaman video saat tiba di pangkalan udara Torrejon de Ardoz. Para pejabat pemerintahan dan keluarga tiga jurnalis itu menyambut mereka saat turun dari pesawat. Salah satu di antara tiga jurnalis tersebut menangis saat memeluk keluarganya.

Pampliega, Lopez, dan Sastre hilang Juli tahun lalu. Ketiganya adalah wartawan yang punya banyak pengalaman di medan perang. Mereka menyeberang ke Syria lewat Turki dan pergi ke Kota Aleppo untuk melaporkan pertempuran di wilayah yang dikuasai pemberontak Syria tersebut. Mereka kali terakhir terlihat di Aleppo pada 13 Juli 2015.

Ketiganya berkendara di mobil van yang sama sebelum dicegat pria bersenjata. Media El Pais menyebutkan bahwa yang menculik mereka adalah Front Al Nusra. Itu adalah sayap Al Qaeda di Syria. PBB dan Amerika Serikat (AS) memasukkan Front Al Nusra dalam organisasi teroris.

Sampai kemarin, pihak Kementerian Luar Negeri dan Perdana Menteri Spanyol menolak berkomentar. Pemerinah Spanyol belum merilis detail pembebasan tiga jurnalis tersebut. Salah satu media di Qatar Sabtu lalu menyebutkan bahwa pemerintah Qatar ikut andil dalam membantu pembebasan mereka.

Organisasai kebebasan media Reporter Lintas Batas menyebut Syria sebagai negara yang paling mematikan untuk jurnalis. Sepanjang 2015, ada 10 jurnalis yang tewas di Syria. Posisi kedua diduduki Iraq. Pada 2014 ada tiga jurnalis Spanyol yang dibebaskan dari Syria setelah beberapa bulan ditahan. (Reuters/AFP/sha/c15/any/flo/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News