Alhamdulillah, Keluhan Warga Miskin Ini Langsung Direspons Presiden

Alhamdulillah, Keluhan Warga Miskin Ini Langsung Direspons Presiden
Kabag Humas Peemrintah Kota Bengkulu, Salahuddin Yahya bersama Kepala Camat Muara Bangkahulu, Dihwanto dan Kepala Lurah Rawa Makmur, M Dahilin beserta mendatangi rumah Sumini yang terletak di Jalan Merapi 7 RT 9 RW 3 Kelurahan Rawa Makmur. (Foto MEDI/BE/jpg)

jpnn.com - BENGKULU – Keluhan Sumini, warga miskin di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu kepada Presiden Joko widodo berbuah manis. Surat keluhan yang dibuat dan dikirimkan Ketua RT 9 setempat, Zainal Abidin pada 14 Maret lalu langsung mendapat respons dari pusat.

"Presiden RI Joko Widodo melalui Sekretariat Negara (Setneg) diminta langsung menindaklanjuti surat tersebut dan mempertemukan seluruh petugas pendataan warga miskin se-Kota Bengkulu, termasuk petugas BPJS," ujar Zainal Abidin seperti dikutip dari Bengkulu Ekspress (Jawa Pos Group).

Menurut Zainal, ia terpaksa mengirim surat itu lantaran warganya atas nama Sumini tidak bisa lagi berobat gratis dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS), karena telah dihapus sebagai warga miskin.

Zainal Abidin mengungkapkan, berdasarkan pendataan terbaru, setidaknya ada 30 kepala keluarga (KK) yang masih miskin di RT-nya dan termasuk keluarga Sumini tidak lagi masuk ke penerima KIS tersebut. Padahal kartu itu baru diterimanya Januari 2016 lalu.

Penolakan itu terjadi pada 12 Maret lalu saat anaknya Sumini sedang sakit demam berdarah. Namun saat dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, langsung ditolak dengan alasan kartu jaminan kesehatannya sudah dihapus.

Sumini pun menangis melapor ke ketua RT dan akhirnya disuruh mengecek ke Dinas Sosial, BPJS dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, namun tidak ada solusi dengan alasan sudah di coret.

“Jadi menangislah dia datang ke rumah saya, maka saya buat surat kepada presiden langsung dan dipaparkan kronologis yang sebenarnya,” ungkap Zainal.

Setelah mendapat penolakan itu, Sumini pun memilih merawat anaknya dengan menggunakan fasilitas umum. Karena terus membayar, akhirnya ia meminta keluar dari rumah sakit dan hanya dirawat di rumahnya. Karena masih dalam keadaan sakit, ia pun terpaksa membayar cukup mahal sehingga meminjam dari sanak famili dan tetangga sekitar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News