Harga Bahan Pokok Naik, Pejabat Anggap Masih Wajar

Harga Bahan Pokok Naik, Pejabat Anggap Masih Wajar
Pedagang di pasar. Foto ilustrasi dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Harga bahan pokok di pasaran mengalami kenaikan dua pekan menjelang Ramadhan. Pemerintah menganggap hal tersebut masih wajar. 

Sejumlah strategi telah disiapkan agar kenaikan harga bahan pokok tidak lebih dari batas kewajaran sebesar 5-10 persen.

“Sebenarnya wajar kalau menjelang puasa atau lebaran seperti ini harga-harag pada naik, asalkan tidak tinggi-tinggi. Yang tidak wajar justru kalau harganya turun. Berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kenaikan 5-10 persen masih bisa kita toleransi,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Gardjita Budi kemarin (22/5).

Dia mengakui di sejumlah daerah beberapa bahan pokok mengalami kenaikan seperti daging dan gula. Namun hal itu diperkirakan terjadi karena faktor pasokan yang tersendat bukan karena tingginya permintaan.

”Kita sudah mulai melihat pergerakan harga yang tidak wajar, tapi itu belum mengkhawatirkan. Masih bisa kita atasi dengan operasi pasar,” tegasnya.

Momen lebaran biasanya dijadikan pedagang untuk mengambil untung sedikit lebih banyak dibanding hari biasa. Meski begitu, Gardjita meminta agar pedagang tidak memainkan harga sehingga kenaikannya tidak wajar.

”Yang tidak bisa diterima itu kalau kenaikannya sudah di atas 20-30 persen. Itu harus kita tindak dan cari perbuatan siapa,” katanya.

Dari hitung-hitungan Kementerian Pertanian, stok bahan pokok mulai dari ayam, telur, bawang, dan kebutuhan lain mencukupi hingga akhir bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, pihaknya berharap harga-harga tidak naik terlalu tinggi.

JAKARTA - Harga bahan pokok di pasaran mengalami kenaikan dua pekan menjelang Ramadhan. Pemerintah menganggap hal tersebut masih wajar.  Sejumlah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News