Sepuluh Tahun Lalu Hanya Punya Rp 10 Ribu, Kini Jadi Eksportir Ikan

Kisah Bagyo, Korban Gempa Jogja yang Kini Jadi Pengusaha

Sepuluh Tahun Lalu Hanya Punya Rp 10 Ribu, Kini Jadi Eksportir Ikan
Heronimus Bagyo Harsono dan istrinya, Brigita Maryati. Foto: Radar Jogja/JPG

jpnn.com - Pukul 05.55 pada 27 Mei 2006 menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Saat itu, gempa berkekuatan 5,9 skala richter selama 57 detik yang diikuti gempa susulan membuat banyak bangunan roboh dan lebih dari 6000 jiwa melayang.

Dewi Sarmudyahsari, Bantul

BAGI Heronimus Bagyo Harsono, peristiwa yang kini lebih dikenal dengan Gempa Jogja itu merupakan titik balik penting dalam hidupnya. Gempa sepuluh tahun lalu itu membuat rumah yang ditempati Bagyo tak berbentuk lagi.

Bagyo memang sempat terpisah dari istri dan anaknya. Beruntung, istri dan anak Bagyo selamat.

Kala itu relawan dan sesama korban saling membantu mengatasi penderitaan. Bagyo pun merasa tak sendirian menanggung beban.

Bagyo menuturkan, kala itu kawasan tempat tinggalnya di RT 2/RW 2, Jamprit, Panjangrejo, Pundong, Bantul menjadi salah satu daerah terparah akibat gempa tektonik. Saat kejadian, pria berusia 47 tahun ini sedang berada di Gesing, Gunungkidul untuk mengepul ikan.

Ikan kiriman itu langsung ditinggal dan secepat-cepatnya pulang ke rumah. Begitu sampai, istri dan anaknya tidak ada di tempat. Rumah peninggalan keluarganya yang sudah ditempati turun-temurun juga sudah tidak berbentuk.

”Semua rumah rata dengan tanah, jalan beraspal pun menganga. Sebanyak 23 jiwa saat itu harus meregang nyawa dan dengan sederhana dimakamkan bersama,” kenangnya seperti dikutip Radar Jogja (Jawa Pos Group).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News