Turki Tutup Akses ke Pangkalan Militer yang Dipakai Amerika
jpnn.com - ANKARA - Konsulat Amerika Serikat di Turki melaporkan bahwa pemerintah setempat telah melarang pergerakan keluar masuk dari Pangkalan Udara Incirlik di Adana, Sabtu (16/7). Suplai listrik ke instalasi militer tersebut juga telah diputus.
Langkah ini diambil tak lama setelah berakhirnya upaya kudeta oleh sejumlah anggota angkatan bersenjata Turki terhadap pemerintahan yang sah di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan. Pihak AS pun memperingatkan semua personel untuk menghindari Incirlik sampai situasi kembali normal.
Selain markas Angkatan Udara Turki, Incrilik juga digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Tercatat 1.500 personel militer dan pegawai sipil AS ditempatkan di sana. Dari lokasi tersebut pasukan AS melancarkan serangan udara terhadap ISIS.
Sejak kemarin, Jumat (15/7), Pentagon sudah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan dan keselamatan semua personel dan fasilitas AS di Incirlik. Namun mereka sama sekali tidak menduga pemerintah akan mengisolasi pangkalan tersebut.
"Kami memantau secara seksama situasi di Turki. Saat ini belum ada dampak (kudeta) terhadap Pangkalan Udara Incirlik dan operasi antiISIL di sana terus berjalan," ujar salah seorang pejabat Kementerian Pertahanan AS kemarin.
Belum jelas apa alasan pemerintah Turki mengisolasi Incirlik. Namun, otoritas setempat sempat mengatakan bahwa prajurit yang terlibat dalam kudeta sebagian besar berasal dari angkatan udara. (cnn/dil/jpnn)
ANKARA - Konsulat Amerika Serikat di Turki melaporkan bahwa pemerintah setempat telah melarang pergerakan keluar masuk dari Pangkalan Udara Incirlik
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Invasi Israel Mencapai Hari ke-200, Jumlah Korban Tewas Tembus 34 Ribu Jiwa
- 33 Ribu Pasukan NATO Siaga di Dekat Perbatasan Rusia
- WNI di Taiwan Diminta Waspadai Gempa Susulan
- Krisis Kemanusiaan di Ukraina Tak Kunjung Usai Akibat Invasi Rusia
- Gawat! Jumlah Kasus Rawat Inap Anak Terkait Vape Meroket 733%
- Dua Helikopter AL Malaysia Jatuh di Pangkalan, Tidak Ada yang Selamat