Tangkis Radikalisme, Belajar Agama Harus Komprehensif

Tangkis Radikalisme, Belajar Agama Harus Komprehensif
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA - Memahami agama Islam jangan hanya 'kulitnya' atau secara tekstual. Tetapi harus masuk ke wilayah isi agama itu sendiri (kontekstual).

Dengan begitu, pemahaman agama Islam itu jadi komprehensif dan keseluruhan. Itu penting dalam membendung faham radikal terorisme.

Selama ini, faham itu banyak menggunakan ayat-ayat Alquran dan hadis yang dipahami secara dangkal. Maknanya malah lebih sering diputarbalikkan.

"Kelompok radikal selama ini hanya mengandalkan 'kulitnya' dan memutarbalikkan maknanya untuk melancarkan propagandanya. Bahkan mengafirkan orang yang tidak sepaham. Jelas pemahaman secara parsial itu bahaya karena bisa menimbulkan kelompok radikal lebih besar," ujar Rois Syuriah PBNU Zakky Mubarak di Jakarta, Jumat (23/9).

Sesuai kaidahnya, lanjut Zakky, agama Islam terutama ayat-ayat Alquran dan hadis pemahamannya harus lurus dan tidak seenaknya.

Artinya, ada kaidah yang harus mengarahkan pada kebaikan dan membawa kemaslahatan pada umat. K

arena itu, untuk memahami agama Islam wajib belajar pada ahlinya yaitu kiai, ulama, ustdz, guru, dan dai.

Tapi ahli itu pun harus jelas track record-nya, di mana pendidikannya dan latar belakangnya.

JAKARTA - Memahami agama Islam jangan hanya 'kulitnya' atau secara tekstual. Tetapi harus masuk ke wilayah isi agama itu sendiri (kontekstual).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News