Catat! Trump Presiden, Clinton Masuk Penjara

Catat! Trump Presiden, Clinton Masuk Penjara
Donald Trump dan Hillary Clinton. Foto: AFP

jpnn.com - WASHINGTON - Tak ada aura persahabatan membuka debat kedua calon Presiden Amerika Serikat di Washington University, Kota St Louis, Missouri, Senin (10/10) pagi WIB.

Donald Trump (Republik) dan Hillary Clinton (Demokrat) tak memiliki niat untuk berjabat tangan hangat saat memasuki arena. Clinton hanya menganggukkan kepala dan bilang halo ke Trump. Mereka baru berjabat tangan setelah debat panas 90 menit tersebut berakhir. 

Ya, mungkin ini adalah debat calon presiden (capres) AS yang paling heboh, gila. Twitter juga mengakui, debat kedua capres AS kemarin memecahkan rekor perdebatan cuitan sepanjang masa.

Debat berkutat pada skandal pribadi, alih-alih adu program sebagaimana layaknya nomine yang sama-sama berpeluang menjadi commander-in-chief, orang paling berkuasa di planet ini.

Trump membuka debat dengan meminta maaf atas skandal rekaman audionya yang melecehkan perempuan. Termasuk, antara lain, dia bisa mencium perempuan mana saja karena seorang bintang. ”Itu adalah locker room talk (obrolan cowok yang cenderung cabul). Saya tidak bangga akan itu. Saya minta maaf kepada keluarga saya, saya minta maaf kepada rakyat Amerika. Tentu saja saya tidak bangga akan hal tersebut, tapi itu adalah obrolan cowok biasa,” ujarnya. 

Seusai Trump minta maaf, Clinton langsung menyerang. Menurut dia, rekaman tersebut memang mencerminkan siapa sebenarnya sosok Trump dan bagaimana dia memperlakukan perempuan. Termasuk bagaimana komentar-komentar kasarnya kepada kalangan muslim, jurnalis yang cacat fisik, serta warga kulit hitam. 

Trump tentu saja tidak datang ke acara debat dengan tangan kosong. Dia sudah tahu bahwa bocornya rekaman pada 2005 tersebut akan dipakai untuk menyerangnya. Karena itu, sebelum debat, Trump sudah membikin sensasi. Dia mengajak empat perempuan. Tiga di antaranya adalah perempuan yang menuding Presiden Bill Clinton, suami Hillary, telah melakukan perbuatan asusila terhadap mereka. Tiga perempuan tersebut adalah Paula Jones, Juanita Broaddrick, dan Kathleen Willey.  

Pada 1999 Jones yang merupakan PNS di Arkansas mengajukan gugatan pelecehan seksual terhadap Bill Clinton. Broaddrick mengklaim bahwa Bill memerkosanya di ruang hotel pada 1987. Sementara itu, Willey yang merupakan mantan ajudan di Gedung Putih menyatakan bahwa Bill Clinton telah menggerayanginya.  Kejadiannya pada 1993. Di kantor Bill. Presiden ke-42 AS tersebut tentu saja membantah tudingan tiga perempuan tersebut dan dia tidak pernah diputus bersalah. Namun, bagi Trump, skandal tersebut bisa menjadi senjata tersendiri. 

WASHINGTON - Tak ada aura persahabatan membuka debat kedua calon Presiden Amerika Serikat di Washington University, Kota St Louis, Missouri, Senin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News