Bidan Desa PTT: Pak Jokowi, Kami Jadi Sapi Perah Oknum Dinkes
jpnn.com - JAKARTA--Pungli bukan hanya dirasakan di dunia usaha.
Bidan PTT juga mengalami itu. Setiap perpanjangan kontrak, bidan desa dimintakan uang pelancar agar bisa mengantongi SK Menteri Kesehatan.
Ironisnya, para pelaku pungli adalah para pejabat Dinkes yang notabene menjadi bagian dari instansi layanan publik.
Ketum Forum Bidan Desa (Forbides) PTT (Pusat) Indonesia Lilik Dian Ekasari mengungkapkan, di banyak daerah salah satunya Sumatera Utara, semua urusan pakai uang tunai.
"Pungli sudah jadi rahasia umum bagi bidan desa di Sumatera Utara. Tapanuli Tengah, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Langkat, Padang Lawas, dan lainnya. Pungli itu jadi mantra oknum Dinkes yang menjadikan bidan desa PTT sebagai sapi perahan, tiap kali perpanjangan kontrak kerjanya," terang Lilik kepada JPNN, Jumat (14/10).
Kondisi ini menimpa bidan desa PTT selama bertahun-tahun.
Itu sebabnya tuntutan hak kepastian kerja sebagai CPNS terus diperjuangkan agar tidak dijadikan mesin ATM lagi.
"Pak Jokowi, kami tidak mau lagi dijadikan sapi perah oleh pejabat Dinkes. Setiap tiga tahun kami harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk mendapatkan SK Menkes," tandas Lilik. (esy/jpnn)
JAKARTA--Pungli bukan hanya dirasakan di dunia usaha. Bidan PTT juga mengalami itu. Setiap perpanjangan kontrak, bidan desa dimintakan uang
- Pasukan TNI Tembak 2 Anggota OPM Pimpinan Egianus Kogoya
- Diplomasi Menjual Bahasa Indonesia Mendapat Momentum Menjelang Kunjungan Paus Fransiskus
- Biaya Fantastis Restorasi Rumah Dinas Gubernur Jakarta, Disebut karena Cagar Budaya
- Pro Kontra Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI, KPMI Justru Dukung, Ini Alasannya
- Besok, Usulan Perincian Kebutuhan PNS & PPPK 2024 Ditutup
- Senator Filep Dorong Stakeholder Awasi Realisasi Proyek Pembangunan di Papua Barat