Soal Jilbab, Wakil Ketua MPR Bela Qory

Soal Jilbab, Wakil Ketua MPR Bela Qory
Soal Jilbab, Wakil Ketua MPR Bela Qory
JAKARTA – Polemik seputar Putri Indonesia 2009 asal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Qory Sandrioriva yang tidak memakai jilbab pada saat mengikuti kontes Pemilihan Putri Indonesia (PPI), terus berlanjut. Ada pro dan kontra yang terus mengemuka terhadap keputusannya menggerai rambut hitam panjangnya dalam ajang yang digelar Yayasan Putri Indonesia (YPI) itu.

Wakil Ketua MPR yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Aceh, Ahmad Farhan Hamid, meminta agar persoalan itu tidak diseret-serat ke wilayah aqidah. “Jangan diperuncing ke soal aqidah, tapi dilihat dengan lebih sederhana. Sebagai remaja tentu Qory ingin dapat popularitas saat ikut pemilihan Putri Indonesia, dan ia meminta izin tidak menggunakan jilbab,” kata Farhan kepada JPNN, Selasa (13/10).

Farhan mengaku mendapat informasi dari orang dekat Qory, bahwa sebenarnya gadis kelahiran Jakarta 17 Agustus 1991 itu dalam kesehariannya memang menggunakan jilbab. Kendati demikian, sekali lagi Farhan meminta jangan lagi masalah itu menjadi polemik. Farhan menyebut keluarga gadis yang mendapatkan mahkota pekan lalu ini adalah keluarga yang taat beragama.

Lebih jauh, mantan anggota DPR RI dari PAN ini menjelaskan, penggunaan jilbab di kalangan perempuan di beberapa tempat memang ada perbedaan pendapat. Farhan mendcontohkan, dirinya pernah berjumpa dengan diplomat perempuan dari Libya dan Iran di di Riyadh, Saudi Arabia, yang tidak mengenakan jilbab. Padahal kedua diplomat ini dari negara Islam. Sebab, penggunaan jilbab ada yang berpadanan pada aqidah, ada pula yang karena faktor budaya dan kebiasaan.

JAKARTA – Polemik seputar Putri Indonesia 2009 asal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Qory Sandrioriva yang tidak memakai jilbab pada saat mengikuti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News