Gula Rafinasi Berpotensi Merembes 600 ribu Ton

Gula Rafinasi Berpotensi Merembes 600 ribu Ton
Gula Rafinasi Berpotensi Merembes 600 ribu Ton
JAKARTA - Proses audit yang terlalu lama bakal berpotensi pada perembesan gula rafinasi dalam jumlah lebih besar. Sebelum ini, Kementerian Perdagangan berencana melakukan audit terhadap delapan industri gula rafinasi. Audit tersebut sebagai respons atas keluhan mengenai ditemukannya gula rafinasi di tingkat konsumen. Ditargetkan, hasil audit akan keluar pada dua bulan lagi.

     

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur mengatakan proses audit yang akan dilakukan pemerintah terbilang lama. "Raw sugar tersebut disiapkan untuk menghadapi lebaran. Artinya, mereka sudah order dua bulan lalu dan akan di-delivery bulan-bulan ini. Nah kalau audit perlu dua bulan, itu terlalu lama," ucap Natsir Mansyur.

Disebutkan, potensi gula rafinasi yang merembes dapat dihitung dari kuota impor raw sugar tahun ini. Total jatah untuk delapan gula rafinasi tersebut sejumlah 2,4 juta ton. Namun, daya serap industri pengguna yang tidak sebanding dengan kemampuan produksi membuat gula berpotensi menyerap. Diperkirakan gula yang tidak terserap 25 persen dari produksi atau mencapai 600 ribu ton.

Dia pesimistis pasca audit dapat menjamin gula rafinasi tidak merembes. Karena, bukti perembesan sudah terjadi sejak dua tahun lalu tapi sampai kini masih terjadi. "Padahal, dulu mereka (industri gula rafinasi, red) sudah membuat pernyataan agar tidak merembes. Nyatanya, masih dijual di pasaran. Karena harganya murah juga sih," tandas Natsir.

JAKARTA - Proses audit yang terlalu lama bakal berpotensi pada perembesan gula rafinasi dalam jumlah lebih besar. Sebelum ini, Kementerian Perdagangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News