Kisah Dramatis Evakuasi Korban Longsor Banjarnegara

Kisah Dramatis Evakuasi Korban Longsor Banjarnegara
Kisah Dramatis Evakuasi Korban Longsor Banjarnegara

jpnn.com - BANJARNEGARA - Evakuasi jenazah korban longsor Dusun Jemblung Desa Sampang  Kecamatan Karangkobar berlangsung dramatis. Saat hujan kian lebat dan kabut sudah mulai turun menutup pandangan mata, Sabtu (20/12) tepat pukul 13.30 tiba-tiba terdengar berita melalui radio Lettu Kristiyanto melaporkan kepada Dansatgas Kopassus Mayor Inf, Wahyu Yuniartoto. 

Dalam laporan itu, warga telah menemukan dua jenazah yang lokasinya 10 kilometer dari lokasi longsor. Korban ditemukan berada di seberang Sungai Ambal yang berarus yang deras dan sangat keruh.

Serentak Dansatgas memerintahkan Tim 1 yang dipimpin Lettu Kristiyanto merapat ke jalan dan dalam waktu kurang dari dua menit sudah terkumpul 12 personel yang memiliki kualifikasi Selam Militer dan Pendaki Serbu. Setelah itu dilakukan briefing singkat mengenai tugas yang akan mereka emban dan perlengkapan yang harus dibawa. 

Setelah perlengkapan yang dibutuhkan seperti peralatan selam dan mountenering sudah disiapkan, Satgas bergerak dengan menggunakan satu unit Defender, satu unit Haglund dan satu unit Kendaraan SAR UNS menyusuri Sungai Ambal sejauh 10 kilometer, Medan yang sangat terjal dan hujan yang mengguyur deras membuat tim membutuhkan waktu 30 menit sampai ke lokasi. 

Penyusuran terhenti ketika dalam perjalanan tim dihadang jurang yang sangat curam mencapai kemiringan 60 derajat dengan kedalaman jurang mencapai 50 meter. Dansatgas lalu memerintahkan Lettu Kristiyanto sebagai Dantim untuk menambatkan tali untuk menuruni jurang. "Tujuannya untuk memastikan posisi jenazah," ungkap Dansatgas Kopassus, Wahyu Yuniartoto, seperti diberitakan Radar Banyumas (Grup JPNN), Sabtu (20/12).

Enam personel yang dipimpin Sertu Reza segera menuruni jurang menggunakan teknik rappeling, lalu diikuti oleh anggota yang lain khususnya mereka yang akan mendapat tugas penyeberangan sungai. 

Sesampainya di lokasi, tim kembali melakukan briefing singkat dan orientasi medan. Dari briefing ini, ditunjuk Serda Buntoyo sebagai perenang rintis untuk masuk ke dalam sungai sekaligus menambatkan tali di tepi jauh sungai yang memiliki lebar hingga 70 meter. Suasana saat itu sangat dramatis. Arus Sungai Ambal yang sangat deras menggulung badan Serda Buntoyo hingga timbul dan tenggelam berkali-kali.  

Akhirnya tugas penyeberangan berhasil dilakukan meskipun Serda Buntoyo harus mengalami cidera lengan karena tergores bebatuan sungai. Lukanya harus harus dijahit sebanyak tujuh jahitan. Tantangan alam yang berat tidak menyurutkan tekad tim Kopassus. Tugas harus segera dituntaskan dan mereka berketad harus berhasil mengangkat dua jenazah di seberang sungai.

BANJARNEGARA - Evakuasi jenazah korban longsor Dusun Jemblung Desa Sampang  Kecamatan Karangkobar berlangsung dramatis. Saat hujan kian lebat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News