2018, Sumsel Kekurangan Guru Sebegini

2018, Sumsel Kekurangan Guru Sebegini
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PALEMBANG - Provinsi Sumsel mengalami kekurangan guru sejak beberapa tahun belakangan ini. Puncaknya pada tahun ini. Krisis guru bertambah dari 1.700 orang menjadi 2.300 orang.

Pengurangan itu dari total sekitar 13 ribu guru SMA dan SMK yang ada di Sumsel saat ini. Kondisi itu diungkap Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Drs Widodo MPd, Kamis (5/4).

Penyebabnya, moratorium pegawai negeri sipil (PNS). "Penambahan kekurangan guru mencapai 1.000-an orang akibat banyaknya yang pensiun di tahun ini," kata dia.

Khususnya pada rentang Februari dan November. Banyak guru yang lahir pada bulan tersebut memasuki usia 60 tahun.

Belum lagi yang meninggal dunia. Selain guru, pegawai di lingkungan Disdik Sumsel juga banyak yang memasuki usia pensiun.

“Hampir seperlimanya,” ucap Widodo. Kondisi ini menimbulkan kebingungan lantaran para pegawai yang pensiun punya tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta jabatan masing-masing di Disdik Sumsel.

Kalau mau mengambil pegawai dari sekolah juga tidak memungkinkan karena sekolah juga kekurangan guru. Krisis guru ini tersebar di wilayah OKU, OKI, Muara Enim dan Banyuasin. Bahkan ada sekolah yang tidak memiliki guru PNS. Ada juga yang hanya kepala sekolahnya saja yang PNS.

“Memanfaatkan guru-guru honorer salah satu solusinya,” kata Widodo.

Provinsi Sumsel mengalami kekurangan guru sejak beberapa tahun belakangan ini. Puncaknya pada tahun ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News