306 Siswa Terkena Dampak Bencana Dapat Pendampingan Psikososial

306 Siswa Terkena Dampak Bencana Dapat Pendampingan Psikososial
Anak-anak korban banjir dan longsor Desa Gorontalo dan Tondong Belang yang ditampung di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat sedang mengikuti pendampingan psikososial, Jumat (22/3). Foto: Petrus Bataona/Timor Ekspress/JPNN.com

jpnn.com, LABUAN BAJO - Bencana alam yang menimpa beberapa kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, 8 Maret lalu, membawa dampak buruk bagi pelajar di daerah itu. Tercatat sebanyak 306 orang siswa terkena dampak bencana alam dalam peristiwa tersebut mendapat pendampingan psikososial.

“Dari data kami tercatat sebanyak 306 orang siswa SD dan SMP terkena dampak dari bencana alam pekan lalu,” tandas Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Manggarai Barat, Bernardus Dandur kepada Timor Express (Jawa Pos Group) di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Jumat (22/3).

Dia menguraikan, 306 orang siswa tersebar di 11 SD dan SMP. Dirincikan, kejadian menimpa SDN Gorontalo terdapat 106 siswa terkena dampak, SDN Culu 56 siswa, SDI Macang Tanggar 13 siswa, SDI Munting Kajang 5 siswa, SDK Sok Rutung 1 orang, SDK Nggilat 56 siswa serta PAUD Nanganae 24 siswa. Sedangkan untuk SMP tercatat di SMP 4 Mbeliling sebanyak 15 siswa, SMPK St Yoseph Freinademez 2 orang siswa, SMP 3 Komodo 1 siswa, SMP 6 Komodo 1 orang siswa dan SMP 1 Komodo 26 siswa.

Menurutnya, khusus untuk SDN Culu, aktivitas kegiatan belajar dan mengajar dialihkan ke SDK Melose, dinas telah berkoordinasi dengan para pihak. Tidak hanya itu, instansinya juga memprioritaskan untuk siswa-siswi kelas VI karena mereka harus dipersiapkan untuk mengikuti ujian akhir.

“Kita prioritaskan perhatian untuk kelas VI karena mereka harus benar-benar siap diri supaya bisa mengikuti ujian akhir,” katanya.

Dari kejadian bencana alam, menurut dia, fisik bangunan sekolah tidak mengalami kerusakan karena hanya terendam banjir. Hanya saja, lanjut dia, fasilitas dan prasarana pendukung seperti komputer, laptop, seragam sekolah, buku-buku dan alat tulis lainnya rusak bahkan hancur terkena air.

Jika dikonvensi ke nilai rupiah, maka total barang dan fasilitas prasarana yang rusak dan terendam banjir senilai Rp 383.525.000.

Menjawab tentang biaya pengganti prasarana khususnya buku-buku pelajaran yang mengalami kerusakan, Bernardus mengaku, untuk sementara pihaknya masih melakukan pendataan dulu, tetapi untuk melengkapi kebutuhan sekolah terutama buku-buku, pihak sekolah dapat siasati melalui dana BOS di sekolah yang bersangkutan.

Bencana alam yang menimpa beberapa kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, 8 Maret lalu, membawa dampak buruk bagi pelajar di daerah itu. Mereka mendapatkan pendampingan psikososial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News