4 Opsi Mengatasi Defisit BPJS Kesehatan

4 Opsi Mengatasi Defisit BPJS Kesehatan
Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX Saleh Partaonan Daulay mengatakan, muncul beberapa opsi untuk menyelesaikan masalah defisit yang dialami BPJS Kesehatan.

Dia menyebut ada empat opsi yang diusulkan saat rapat dengar pendapat antara komisinya dengan BPJS dan kementerian kesehatan, Kamis lalu (23/11).

Pertama, tutur dia, mengurangi manfaat. Jadi, tidak semua pelayanan dicover BPJS. ”Ada yang tidak dibiayai. Itu namanya mengurangi manfaat,” terang dia.

Yang kedua, menaikan iuran. Misalnya, lanjutnya, dari Rp 25 ribu menjadi 35 ribu. Opsi ketiga, mencari pembiayaan lain.

Muncul wacana, pembiayaan kesehatan akan diambilkan dari cukai rokok. Jadi, 5 persen dari pendapatkan cukai rokok akan dimanfaatkan untuk membiayai kesehatan.

Namun, usul itu masih menjadi perdebatan. Sebab, tidak etis jika membiayai kesehatan dan sumber yang dinilai tidak baik. “Rokok kan tidak baik,” paparnya. Jangan sampai nanti digunakan sebagai promosi rokok.

Kemudian yang keempat, lanjut Saleh, cost sharing. Yaitu, biaya kesehatan tidak semuanya ditanggung BPJS.

Ada sebagian yang harus ditanggung masyarakat. Sebenarnya, cost sharing sama saja dengan mengurangi manfaat.

Anggota DPR dari Fraksi PAN itu mengatakan, pihaknya sudah meminta BPJS untuk melakukan simulasi cost sharing. Seperti apa mekanisme nanti.

BPJS Kesehatan mengalami defisit. Muncul beberapa opsi mengatasinya. Pertama, mengurangi manfaat. Jadi, tidak semua pelayanan dicover BPJS.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News