Abaikan Ekspor, Pacu Konsumsi CPO

Abaikan Ekspor, Pacu Konsumsi CPO
Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Azmal Ridwan mengatakan, Uni Eropa ini terus mencari celah untuk menyudutkan crude palm oil (CPO). Dari kampanye hitam, sekarang melalui isu kesehatan.

“Sudah semakin kecil peluang ekspor. Lebih baik kita fokus saja ke India atau Tiongkok atau gerakan industri dalam negeri,” kata Azmal, Senin (18/3).

Dia menjelaskan, kampanye negatif ini bermula dari studi UE tentang batas kandungan 3-monochloropropane-1, 2-diol ester (3MCPDE), dan glycidyl ester (ge) dalam minyak nabati olahan termasuk minyak kelapa sawit.

Studi itu bertujuan menciptakan standar keamanan pangan. Sebelumnya, UE menuding industri kelapa sawit menjadi penyebab utama deforestasi dan perubahan cuaca.

Target serangan itu, sawit tak masuk dalam bahan baku program biodiesel Uni Eropa 2020.

“Ya, bisa-bisa mereka saja. Kalau masalah kesehatan seharusnya sudah jauh-jauh hari. Mending para pengusaha tidak usah khawatir. Pemerintah tidak usah ambil pusing. Lebih baik benahi mekanisme CPO di tanah air,” imbuh Azmal.

Dia menuturkan, konsumsi dalam negeri saat ini masih minim. Sebagai contoh, dari 46 ribu ton produksi CPO hanya 17 ribu yang dikonsumsi dalam negeri.

“Tidak perlu khawatir soal resolusi sawit. Hal penting sekarang adalah apa yang akan kita lakukan dengan CPO ini. Apalagi Indonesia menjadi negara dengan area kebun dan produksi CPO terbesar di dunia,” kata Azmal. (aji/ndu/k15)


Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Azmal Ridwan mengatakan, Uni Eropa ini terus mencari celah untuk menyudutkan crude palm oil (CPO). Dari kampanye hitam, sekarang melalui isu kesehatan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News