Agama Harus Dijalankan Secara Tulus

Agama Harus Dijalankan Secara Tulus
Buya Syafii (kanan) saat menjelaskan isi bukunya di Ciputra Hall. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Bedah buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan karya Prof Dr Ahmad Syafii Maarif dilakukan di Ciputra Hall Performing Arts Center Surabaya kemarin.  Didampingi Rektor Universitas Negeri Surabaya Prof Dr Warsono MS dan Ketua Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia Marbawi, Buya Syafii, begitu biasa dia disapa mengupas nilai keberagaman yang berdampingan mesra dengan bangsa Indonesia.

Menurutnya, all religion is harmful. Agama kalau (dijalankan) tidak tulus dan hati-hati bisa jadi malapetaka.

Acara diikuti sekitar 400 peserta yang terdiri atas guru agama, tokoh agama, para penggiat komunitas, dan mahasiswa. Peserta datang dari beragam latar belakang. Sebut saja dari Ikatan Sarjana NU Jatim, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, guru-guru yang tergabung dalam Terang Surabaya di bawah Yayasan Barokah Sejahtera Indonesia, dan lain-lain.

Dalam pembahasan yang berlangsung dua jam itu, Buya Syafii menyampaikan keprihatinannya terhadap paham radikalisme. Sebagaimana yang diketahui, beberapa waktu lalu rakyat digegerkan bom bunuh diri yang terjadi di lima tempat. ''Ini kali pertama kelompok radikal sampai tega membunuh anak-anaknya sendiri. Sesuatu yang tidak masuk akal,'' ucapnya.

Pendiri Maarif Institute itu mengatakan, pada zaman yang sudah maju, masih ada beberapa kalangan yang membeli ideologi rongsokan. Apa itu ideologi rongsokan? Itu orang-orang yang tidak menggunakan akalnya. Akibatnya, mereka tertipu, terkecoh oleh orang-orang yang memakai ayat-ayat Tuhan untuk membunuh dan menipu manusia. ''Jelas Alquran mengatakan bahwa membunuh satu manusia sama dengan membunuh seluruh umat. Bagaimana bisa itu dibolak-balik?'' lanjutnya.

Warsono juga memaparkan, paham-paham radikal bisa datang dari mana saja. ''Itu umat Islam, tapi yang kurang cerdas dalam memahami ajaran Islam,'' katanya. Karena itu, menelisik dari buku yang ditulis Buya Syafii, Warsono menekankan pentingnya akal, kecerdasan, dan kejujuran. 

Tangis haru pecah saat para guru agama Islam berjabat tangan dan merangkul perwakilan dari pendeta dan majelis gereja sebagai bentuk dukungan. (esa/c4/tia/JPNN/pda)


Apa itu ideologi rongsokan? Itu orang-orang yang tidak menggunakan akalnya. Akibatnya, mereka tertipu, terkecoh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News